Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Gara-Gara Indonesia - Buku Sejarah "Rasa Coklat"

Gara-gara Indonesia, Amerika kalah perang di Vietnam. Gara-gara Indonesia, Napoleon kalah perang di Eropa. Gara-gara Indonesia, kolonialis kehilangan puluhan negara jajahan. Kalau tidak ada Indonesia, mungkin Amerika tidak ditemukan Columbus. Kalau bukan karena Indonesia, mungkin malaria lebih mematikan. Kalau bukan karena Indonesia, mungkin dunia tidak sedamai sekarang. Cuma di Indonesia Kubilai Khan dipecundangi dan diperdaya. Cuma Indonesia yang mengalahkan Sekutu setelah Perang Dunia II. Cuma Indonesia yang bisa membuat tandingan PBB. Wilayah laut dunia damai karena Indonesia. Petronas menjadi perusahaan paling untung di Asia karena Indonesia. Ini buku tentang sejarah Indonesia. Tapi dikemas dengan gaya berbeda. Karena itu saya sebut buku ini buku sejarah "rasa coklat".  Sebab cuma di buku Gara-Gara Indonesia ini, sejarah akan menjadi senjata masa depan. Yang ingin tahu sejarah Indonesia yg terlupakan, yang ingin baca buku sejarah r

Dosen?

Koran di tangan masih kubolak-balikkan hanya untuk mencari berita terbaru dari kampus, yang kukirimkan hari Sabtu kemarin. Baru empat koran harian yang aku cek hari Senin ini. Padahal masih ada berlembar-lembar koran harian Minggu pagi yang juga belum aku cek. Dua orang mahasiswa yang saat itu duduk tidak jauh dariku, juga ikut memegang koran. Namun tentu saja berbeda tujuannya. Mereka hanya membaca koran itu sembari menunggu dosen pembimbingnya yang kebetulan menjadi kepala biro tempatku bekerja. Sementara untukku, membaca koran itu sudah menjadi kewajiban, sejak aku menerima tawaran menjadi jurnalis di Biro Humas dan Protokol kampus. Setiap kali kaki ini melangkah memasuki ruangan, hal pertama yang harus dilakukan sebelum aku melakukan liputan atau sekedar duduk berhadapan dengan komputer, terlebih dahulu aku harus membaca dan mengecek berita-berita di beberapa koran yang kami beli setiap hari. Membaca headline berita terbaru dan terhangat, serta mengecek berita mengenai kegiatan

Isi Dari Kekosongan

Baru saja saya memposting sebuah tulisan "Kosong". Judulnya pun "Kosong". Kata "Kosong" ini terinspirasi dari sebuah postingan teman di grup Komunitas Bisa Menulis. Sebelumnya ia menuliskan "Sajak yang Hilang". Tapi kemudian ia berharap agar tidak ada lagi sahabat KBM yang menuliskan sajak, puisi, cerpen, atau novel dengan judul "Kosong", "Puisi yang Tak Selesai", "Hening", "Sepi", dan kata-kata serupa lainnya. Terpikirlah oleh saya untuk menuliskan sebuah kata "Kosong" dan berisi kekosongan. Karena judul dan temanya ya memang "Kosong". Jadi kalau "Kosong", untuk apa dituliskan kata penjang lebar? Biarkan saja 'Kosong" itu dengan kekosongannya sendiri. Jikapun ada yang ingin mengisi kekosongan itu, maka saya, kamu, atau kita berhak mengisinya. Dan inilah salah satu isi dari kekosongan itu. Terima kasih. :)

Memulai Kata Pertama

Memulai kata pertama. Kenapa sulit untuk memulai kata pertama dalam sebuah cerita. Sulit menentukan bagaimana kalimat pertama untuk memulainya. Sudah tahu akan berakhir seperti apa ceritanya, tapi saat tiba akan menuliskan satu kalimat pertama. Eh malah bingung. Bayangan tentang kejadian pertama juga sudah ada. Tapi ya itu, seperti yang sudah aku katakan untuk kesekian kalinya ini, "Memulai kata pertama untuk cerita ini, harus bagaimana?". 

Pengemis Kaya

Tidak semua pengemis adalah orang miskin. Dua pengemis, Walang bin Kilon, 54, dan Sa’aran, 60, adalah bukti nyata. Mereka justru merupakan jutawan yang menyimpan uang cash puluhan juta rupiah. Bahkan, mereka sudah membayar uang muka untuk ibadah haji pada 2019 sebesar Rp. 30 juta. (Jawa Pos, 29 November 2013) Hasil dari mengemis memang sangat menggiyurkan. Bayangkan saja, hanya dalam waktu belasan hari, seorang pengemis sudah bisa mengumpulkan uang Rp. 4 juta. Setiap harinya ia bisa saja mendapat uang Rp 100 ribu hingga Rp. 200. Bahkan, saat hari-hari besar dalam sehari ia bisa meraup Rp. 1 juta. Belum lagi jika hari mereka mengemis adalah hari-hari di bulan Ramadhan, yang umumnya membuat umat Islam lebih sering bersedekah, karena menginginkan pahala yang berlipat ganda. Namun siapa menyangka jika ternyata, penghasilan pengemis pun kian berlipat ganda. Pak Walang dan Kakek Sa’aran mungkin hanya dua pengemis diantara ribuan pengemis lain, yang biasa k

Ujung Yang Hanya Bisa Dipandang (part 1)

Madura - Surabaya - Sidoarjo - Malang - Pasuruan - Solo - Boyolali - Jogja - Purwokerto - Purbalingga - Cilacap - Wonosobo - Jepara - Karimun Jawa - Jakarta - Depok. Deretan nama kota dan pulau yang pernah kusambangi. Sejak kecil diriku sudah terbiasa bepergian Madura-Surabaya, dan kota terjauh yang bisa kutandangi kala itu adalah Malang. Mungkin karena aku yang terbiasa diajak pergi kesana-sini, suasana tiba di tempat baru itu menjadi hal yang sangat aku senangi hingga sekarang. *** "Abangku itu senang jalan-jalan. Kalau habis hari raya, kita mesti jalan-jalan. Tapi sebelum kita pergi, biasanya abangku menyuruh kita agar merencanakan dulu kemana tujuannya. Kata abang, "Tanpa jalan-jalan nggak seru..." Percakapan sederhana kami bertiga dimulai dari cerita Aya. Ia menceritakan kalau dirinya dan keluarganya suka pergi ke tempat-tempat wisata, setelah hari raya Idul Fitri. Sebab hanya pada waktu itu saja, ia dan abang-abangnya bisa berkumpul bersama ke

Merangkai Puisi

Ternyata aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyusun sebuah puisi. Puisi sederhana yang kucoba rangkai dengan memilih beberapa diksi. Entah diksi itu tepat atau tidak, aku belum bisa membenarkannya secara pasti. Sebab aku hanya berbekal Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline yang aku download dari sebuah situs di internet. Setiap akan memilih kata, kamus itu yang aku jadikan rujukan. Kata manakah yang menurutku pas, maka aku akan memilih untuk menggunakan diksi itu. Mungkin puisi-puisi ku masih jauh dari sempurna, tapi aku ingin mencoba merangkai kata yang lebih baik dari sebelumnya.

Galau

Punya 2 akun blogger dan 2 akun wordpress, jadi galau. Galau mana yang akan lebih rutin dipostingkan tulisan, mana yang perlu ditutup. Apa mungkin semua tulisan yang ada di 4 blog itu dijadikan satu di satu blog saja? Tapi blog yang mana ya yang harus jadi muaranya? (sembari nyoba rutin memposting tulisan, walau hanya beberapa baris. ^_^)

Shalat Di Awal Waktu

Adzan dzhuhur sudah berkumandang. Tanda waktunya untuk berhenti sejenak dari aktivitas untuk kembali menghadap Ilahi. Tapi ternyata tidak sedikit umat Islam yang bisa melaksanakan shalat tepat waktu. Bahkan mungkin saya, kamu, kita, secara tidak sadar suka melewatkan atau melebih-lebihkan (menunda) waktu shalat. Sudah lewat setengah atau satu jam baru shalat. Ada seseorang yang sejak pertama diriku kenal dekat dengannya, dia selalu mengajak untuk shalat tepat pada waktunya. Sekalipun saat itu dia sedang berada di tengah-tengah acara seminar atau pun di dalam kelas, ternyata dia bisa meminta izin untuk keluar terlebih dahulu. Tentunya dia keluar lebih dulu karena sudah mendengar adzan. Semoga kita bisa seperti dirinya yang bisa tetap menjaga shalat di awal atau tepat waktu. Karena waktu kita di sini (dunia) terbatas. Jika kita tidak cepat-cepat memanfaatkan waktu untuk shalat di awal waktu, bisa jadi kita tidak bisa bertemu lagi dengan waktu.

Hidup

Hidup serba kebingungan dan kelimpungan. Mau berangkat kerja atau kuliah, bingung milih baju yang mau dipake. Lapar, bingung mau makan apa dan dimana. Dapat tugas yang berat, bingung mau menyelesaikannya bagaimana. Mau pergi tapi hujan masih tetap turun, bingung juga jadi pergi atau nggak. Mau nulis sesuatu, tapi bingung lagi mau menuliskan apa. Cinta yang tiba-tiba mengatakan ingin pergi, kelimpungan harus bagaimana menahannya agar tidak pergi. Rindu yang tertahan, bingung lagi mau mengungkapkannya bagaimana. Harapan yang tersendat, dibingungkan lagi dengan cara apa akan disampaikan. Yah, inilah tulisan orang yang sedang bingung. Kebingungan yang muncul dari tiga sebab yang bermuara pada satu alasan. Apa itu? Tebak sendiri.

“Bingung nulis apa!”

Aku suka bingung mau menuliskan apa. Keinginan buat nulis udah menggebu-gebu, eh tiba-tiba... waktu jari-jari ini ada di atas tut-tut keybord laptop atau hp, bingung lagi mau nulis genre yang seperti apa. Kadang juga muncul pikiran lain, “ah ntar aja deh nulisnya, aku masih di mobil dan ada orang di dua sisi kanan dan kiriku” atau “kalau aku nulis tentang ini ntar diketawain” atau juga “kayaknya tulisan ini aku simpen sendiri aja, gak mau dikasih tahu ke orang lain dulu” atau “tulisan ini cukup satu orang itu saja yang baca” atau juga “aku malu kalau menuliskan tentang cinta”. Dan kadang juga, aku bingung mau mengakhiri tulisan itu dengan barisan kata macam apa. Seperti itulah kebingunganku. Hanya saat-saat tertentu saja sepertinya kebingungan untuk menulis itu musnah. Pertama, saat aku menulis untuk menyelesaikan sebuah tugas kuliah atau skripsi. Kedua, saat aku dikejar deadline menulis berita. Selain dua waktu itu, bablas... meskipun ada hal-hal yang aku tuliskan, tapi terk

Yang "Mengajukan" Tidak Sama Dengan Yang "Diajukan"

Menjelang pesta demokrasi 2014 beberapa orang terlihat begitu gencar mempromosikan dirinya dan juga partainya, agar bisa terpilih sebagai pucuk pimpinan di negeri ini. Baliho, pamflet, selebaran kampanye bertebaran dimana-mana, baik itu yang terpampang di persimpangan jalan, di pinggir jalan, atau pun di tengah jalan (mungkin) hampir selalu bisa terlihat dengan mata telanjang kita. Bahkan, ada juga pamflet atau selebaran yang entah karena itu sengaja atau tidak, tersebar di kalangan mahasiswa yang tengah duduk manis mendengarkan seminar-seminar. Selain itu, ada pula yang memanfaatkan media massa miliknya untuk mempromosikan dirinya sebagai pemimpin masa depan bangsa. Hanya orang-orang yang berkantong lebih sepertinya yang bisa mengupayakan cara-cara semacam itu agar bisa dikenal oleh publik, demi mencapai keinginannya sebagai seorang presiden.  Berbicara calon presiden 2014 mendatang, kita juga bisa melihat dua sisi yang berbeda dari para calon ini. Ada calon presiden yang memang m

Populasi Manusia dalam Inferno

Ohayo Gozaimasu... Anyonghaseo... Met pagi semua pembaca blogger... :) Siapa nih diantara para pembaca yang juga menjadi pembaca setianya karya Dan Brown? Pasti udah pada kenal khan, siapa itu Dan Brown....?! :) Yup, Dan Brown itu penulis buku fiksi yang ceritanya penuh misteri dan simbol-simbol paling terkenal. Dia juga menulis novel Digital Fortes, Deception Point, The Davinci Code, Angels and Demons, The Lost Symbol dan Inferno. Dan Brown ini mulai dikenal dunia luas setelah novelnya yang berjudul The Davinci Code menjadi novel fiksi Best Seller Internasional. Setelah itu, berturut-turut karyanya yang berjudul Angels and Demons, dan The Lost Symbol menjadi novel luar negeri pertama yang paling banyak diburu oleh para pecinta novel fiksi misteri. Novel terbarunya Dan Brown berjudul Inferno, yang menceritakan tentang misteri dibalik topeng Dante Alighieri (1265-1321), seorang seniman sekaligus sastrawan yang menciptakan sebuah puisi tentang kehidupan setelah kematian. Infe

Daging Kurban Idul Adha

Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan penyembelihan kurban. Sama halnya seperti Hari Raya Idul Fitri, hari raya ini juga selalu aku rindukan. Terutama bersama keluarga di rumah. Hari Raya Idul Adha memang berbeda dengan Idul Fitri, karena pada hari raya ini tidak ada acara salam-salaman dan bertamu ke sanak saudara, tetangga, atau teman. Tapi pada hari raya ini semua umat Islam yang memperingati Idul Adha sibuk melakukan penyembelihan hewan kurban. Selama ini, aku menjalani hari raya Idul Adha ini di tempat yang berbeda-beda. Selain di kampung sendiri, aku juga pernah menjalaninya di pesantren tempatku dulu menimba ilmu agama, di rumah teman seangkatan kuliah, di panti asuhan, dan di asrama mahasiswa tempatku berada saat ini. Namun tetap saja ada hal yang membedakannya antara perayaan Idul Adha di tempat-tempat itu dengan di kampung halamanku sendiri. Mungkin di sini lebih enaknya akan aku ceritakan tentang perayaan Idul Adha di kampung halamanku, sekalipun sekarang aku t

Dimanakah Ilmuan Muslim Fisika Saat Ini?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — ‘Partikel Tuhan’ yang ditemukan setahun lalu menghantarkan dua penemunya, Peter Higgs (84 tahun) dan Francois Engtlert (80 tahun) meraih Nobel Fisika 2013 dan berhak atas hadiah sebesar 1,25 juta AS. Pengumuman keduanya meraih nobel diumumkan di Stockholm Selasa (8/10). Higgs dann Engtlert mencetus hipotesis tentang partikel ‘Higgs Boson’ yang merupakan perantara yang paling memungkinkan terbentuknya bintang, planet, juga kehidupan. Partikel Higgs adalah bagian terakhir dari Model Fisika Standard yang menggambarkan susunan fundamental alam semesta. Beberapa kalangan menyebutnya sebagai ‘Partikel Tuhan’, karena perannya dalam mengubah Dentuman Besar (bigbang) menjadi  alam semesta (kosmos) yang tertata. Karya Higgs dan Englert memperlihatkan bagaimana partikel-partikel dasar di dalam atom memperoleh massa lewat interaksi dengan satu medan siluman yang mencakupi seluruh semesta. Semakin kerap berinteraksi, maka semakin berat partikel-partike

Tuliskan Saja!

Baru saja membaca postingan di facebook yang menjelaskan tentang kategori tulisan yang kita buat. Tapi ternyata menurut penulisnya, kita tidak perlu pusing menamakan atau menempatkan tulisan kita itu dalam kategori apa. Hal terpenting menurutnya (penulis yang sudah terkenal itu), abaikan saja tulisan kita itu masuk dalam kategori apa, tapi cukup tuliskan saja apa yang ingin kita tulis, yang penting orang lain bisa mendapatkan sesuatu dari yang kita tulis itu. Jujur, awalnya saya sendiri pun begitu. Ingin menulis, tapi masih mikir-mikir dulu. "Kalau saya mau menulis tentang ini, atau tentang itu, nanti tulisannya masuk dalam kategori apa ya? Sastra? Fiksi? Non fiksi? Puisi? Prosa? Atau tulisan apa ya?" Begitu yang hampir selalu saya fikirkan, dan ujung-ujungnya yang paling sering terjadi adalah....membiarkan saja apa yang ada dalam otak dan hati saya, tanpa menuliskannya, bahkan untuk sepatah katapun. Tapi, karena ada sebuah postingan di facebook itu, yang cukup memberika

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s

Menulis

Menulis itu sebenarnya aktivitas yang menyenangkan. Kita bisa saja menumpahkan semua yang kita rasakan pada secarik kertas, berlembar-lembar kertas, atau berlembar-lembar halaman. Di atas buku, binder, atau microsoft word yang ada di komputer kita. Bahkan sekarang kita juga bisa menulis di atas note-note handphone atau tablet. Tapi kadang, untuk menuliskan beberapa kalimat saja kita kesusahan untuk memulainya. Kata-kata seperti yang harus pertama kali kita tuliskan? Hal apa yang akan kita tuliskan? Dan...masih banyak lagi. Sebenarnya, kata-kata itu sudah melayang-layang dalam pikiran kita. "Aku ingin menulis tentang ini", "akan memulai dengan kata-kata seperti ini", "akan menceritakan tentang pengalaman ini dan itu". Yah, itu juga yang sebenarnya aku rasakan. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Juni 2013. Aku ingin segera menyelesaikan tugas akhir kuliahku (skripsi). Tujuannya agar aku bisa menulis tentang hal lain lagi. Sebulan berselang, a

“ Mengapa kita perlu membaca Al-Quran?”

Membaca Al-Quran “ Mengapa kita perlu membaca Al-Quran?” Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/ area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-Quran. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan mencoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari. Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Quran sepertimu tapi aku tak biasa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa setelah aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-Quran jika tak memahami artinya?”. Sang kakek denga tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu : “ Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.” Anak itu mengerjakan seperti yang di perintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya

Buku Diskon

-Be A Brilliant Writer http://www.tokobukuafra.com/index.php?route=product/product&product_id=100&tracking=511c846e61352 - Da Conspiração (Sebuah Konspirasi) http://www.tokobukuafra.com/da-conspiracao-afifah-afra?tracking= -Fiqh Islam Wa Adillatuhu http://www.tokobukuafra.com/fiqih-islam-wa-adilatuhu?tracking=511c846e61352 -Kumpulan Khotbah Jum'at 1 Tahun http://www.tokobukuafra.com/khotbah-jumat?tracking=511c846e61352 -Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir http://www.tokobukuafra.com/tafsir-ibnu-katsir?tracking=511c846e61352

Mencari Cinta

Pada suatu hari, Umar bin Khattab bertanya pada gurunya, "Apakah cinta sejati itu?" tanya Umar. Gurunya menjawab, "Berjalanlah lurus di taman bunga yang luas. Petiklah 1 bunga yang terindah untukmu dan jangan pernah berbalik ke belakang." Kemudian, Umar bin Khattab melaksanakan apa yang dikatakan oleh gurunya. Namun, sekembalinya ia dari sebuah taman, ia kembali dengan tangan hampa. Sang guru bertanya pada Umar, "Mana bunganya?" Umar menjawab, "Aku tak bisa mendapatkannya... Sebenarnya, aku telah menemukannya. Tetapi, aku berpikir di depan pasti ada yang lebih bagus lagi. Namun, ketika aku telah sampai di ujung taman, aku baru sadar bahwa yang aku temui pertama tadi itulah yang terbaik. Tapi aku tak bisa lagi kembali ke belakang." Lalu, sang guru pun berkata pada Umar, "Seperti itulah cinta sejati.. Semakin kau cari yang terbaik, maka kau takkan pernah menemukannya." Sepenggal kisah, semoga kita dapat mengambil hikmahnya. :)

Mimpi

Menggapai mimpi..impian..cita-cita..seperti seseorang yang sedang menempuh perjalanan ke suatu tempat tertentu. Ibarat kita menaiki sebuah kendaraan yang melalu jalan penuh dengan lika-liku. Terkadang, jalan yang dilalui lurus..halus..mulus..rata..tanpa ada gangguan kecil maupun besar seperti jalan yang rusak..berlobang..tidak rata..atau berkelok dengan tikungan-tikungan tajam. Saat keinginan dan impian kita terbentur suatu hal, baik itu dari diri kita sendiri, dari orang lain, atau mungkin juga dari teman kita sendiri, kadang kita menjadi ragu dengan impian kita. Akankah impian dan keinginan kita itu dapat terwujud? Lalu kita menjadi sedikit kurang percaya diri dengan diri kita sendiri, bahwa, mungkin masih ada waktu..masih ada jalan..masih ada cara..untuk mewujudkan impian kita. Tidak dapat dipungkiri, bahwa hal itu juga terjadi pada diri penulis. Kadang kepercayaan diri untuk bisa menggapai impian itu sangat tinggi..tapi setelah tahu bahwa ada orang lain yang mungki

UMY Tetap PTS Terbaik

UMY ternyata tetap bisa menjadi PTS terbaik se Jateng dan DIY, sekaligus PTM terbaik di Indonesia. Apalagi di tahun ini Webometrics menetapkan UMY berada di peringkat ke-14 se-Indonesia. Kita patut senang mendengar dan tahu akan hal ini, terlebih lagi dengan adanya blog umy yang sudah mulai banyak digunakan oleh mahasiswa UMY. Ini juga menambah penilaian dari Webometrics lho..! Sebenarnya ada 4 komponen besar yang dinilai oleh Webometrics. Ini saya dapatkan waktu wawancara dengan pak Wahyudi Kepada Biro Sarana Informatika (BSI) UMY kemarin siang (berita selengkapnya bisa dilihat di website UMY). 4 komponen tersebut yaitu, Presence Rank, Impact Rank, Openness Rank dan  Excellence Rank . Presence  terkait dengan jumlah halaman dalam  website ,  Impact  adalah jumlah  link  yang masuk,  Openness  adalah jumlah karya ilmiah, dan  Excellence adalah jumlah jurnal internasional. Nah, berdasarkan empat komponen yang dinilai oleh Webometrics itu, UMY mendapat penilaian lebih pada