Langsung ke konten utama

Menulis

Menulis itu sebenarnya aktivitas yang menyenangkan. Kita bisa saja menumpahkan semua yang kita rasakan pada secarik kertas, berlembar-lembar kertas, atau berlembar-lembar halaman. Di atas buku, binder, atau microsoft word yang ada di komputer kita. Bahkan sekarang kita juga bisa menulis di atas note-note handphone atau tablet.

Tapi kadang, untuk menuliskan beberapa kalimat saja kita kesusahan untuk memulainya. Kata-kata seperti yang harus pertama kali kita tuliskan? Hal apa yang akan kita tuliskan? Dan...masih banyak lagi. Sebenarnya, kata-kata itu sudah melayang-layang dalam pikiran kita. "Aku ingin menulis tentang ini", "akan memulai dengan kata-kata seperti ini", "akan menceritakan tentang pengalaman ini dan itu". Yah, itu juga yang sebenarnya aku rasakan.

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Juni 2013. Aku ingin segera menyelesaikan tugas akhir kuliahku (skripsi). Tujuannya agar aku bisa menulis tentang hal lain lagi. Sebulan berselang, akhirnya aku berhasil menyelesaikan skripsiku dan tinggal menunggu waktu untuk sidang skripsi. Pikiranku ketika itu mengatakan, "Skripsiku udah selesai. Sekarang waktuku untuk kembali melanjutkan hobi membaca novel, dan juga menulis. Aku akan melanjutkan menulis cerita hidupku, tentang segala yang kurasakan dan kuinginkan." Namun hingga akhir bulan September 2013 ini, aku hanya bisa menghabiskan waktu luangku untuk membaca novel, menulis diary, nonton film bersama teman-teman seangkatan, dan menyambi menulis hasil penelitianku untuk jurnal Fakultas.

Sementara itu, keinginanku untuk kembali melanjutkan tulisan di blog-blogku, masih terbengkalai. Hingga tibalah saat ini, hari ini. Setelah membaca tulisan-tulisan orang lain di website dan facebook melalui komputer imac di kantor, aku mulai mengajak pikiran dan jemari tanganku untuk melakukan hal ini. Memencet tombol huruf demi huruf di keyboard ini, untuk menuliskan beberapa kalimat. Menuliskan sedikit kalimat. Menuliskan tentang hal yang ingin aku sampaikan. Menuliskan tentang hal yang ingin kubagi. Menuliskan tentang hal yang bisa dibaca kembali, setidaknya oleh diriku sendiri. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Posisi Duduk Seorang Ustad dan Dosen (Framing Foto)

Jadi sedikit tergelitik untuk berkomentar dan menganalisis posisi duduk antara seorang ustad dan dosen, khususnya saat mereka berhadapan dengan anak didiknya. Pikiran ini begitu saja terlintas saat tanpa sengaja saya melihat sebuah foto yang diposting di beranda facebook . Foto ini sebenarnya diposting oleh salah seorang ustad saya di pesantren. Fotonya masih fresh alias baru diposting beberapa jam yang lalu. Ini dia fotonya Dalam foto itu terlihat beberapa santriwan (sebutan untuk santri putra) yang sedang mengelilingi sang ustad. Mereka juga terlihat sedang menyimak salah seorang temannya yang mendapat tugas untuk membacakan penjelasan dalam buku panduan yang mereka pegang. Demikian pula yang dilakukan oleh sang ustad. Sang ustad tersebut juga menyimak santrinya yang sedang membaca kitab, sembari terus mendengar dengan seksama, apakah yang dibaca oleh santrinya tersebut tepat pelafalannya (karena biasanya yang namanya pesantren, mata pelajaran yang dipelajari rata-rata menggu...

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

#ODOK 3# Kata-Kata Bijak Albus Dumbledore

  Siapa yang tak kenal tokoh satu ini. Perawakannya tinggi dan masih cukup kuat menyangga dirinya, walau sudah berusia ratusan tahun. Rambutnya yang putih disertai jambangnya yang panjang juga semakin menambah kebijaksanaannya. Ia juga merupakan penyihir terkuat di dunia dan sekaligus menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah sihir ternama. Hogwarts. Siapakah tokoh yang saya maksudkan itu? Ya, dia adalah Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore. Jikalau yang membaca tulisan ini adalah Anda-Anda pecinta dan penyuka novel maupun film Harry Potter, tentunya sudah sangat kenal bukan dengan tokoh itu?! Tapi di sini saya tidak akan banyak membahas tentang ciri-ciri maupun karakter Albus Dumbledore dalam novel maupun film Harry Potter . Saya hanya akan menuliskan satu persatu kata-kata bijak yang diucapkan oleh Dumbledore pada Harry. Kata-kata bijak tersebut saya dapatkan saat saya menonton film Harry Potter untuk kesekian kalinya. Saya katakan kesekian kalinya, sebab sudah tak te...