Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

*Fiksimini* Perempuan Berbaju Pink

Perempuan Berbaju Pink by: Ittazura Nauqi Tak tok, tak tok, tak tok, tak tok ... Seorang perempuan berbaju pink mendahuluiku. Tapi bunyi sepatu setinggi 5 cm miliknya, masih terdengar jelas. Kuperhatikan ia dari ujung kaki hingga rambutnya.  "Hm... sepatunya putih. Kulitnya juga bagus, kuning langsat," pikirku. Kemudian penglihatanku beranjak semakin ke atas.  "Waw... mini sekali...," batinku lagi. "Untung kulitnya bagus. Apalagi rambutnya, udah lurus, hitam lagi." Aku tak berhenti bergumam sendiri dalam hati. Aku masih tetap memperhatikan perempuan berbaju pink itu, di tengah keramaian orang di Bandara Juanda Surabaya. Saat hal yang tak terpikirkan olehku, tiba-tiba datang menghentak. " MasyaAllah ... ternyata perempuan palsu." @Sosial Juanda Surabaya, 5 Mei 2014

*Fiksimini* Menyakitkan

Menyakitkan by: Ittazura Nauqi "Hei... tak bisakah kalian berhenti berbicara?!" Ah, iya. Aku lupa. Kalian tak kan bisa mendengarku. Percuma saja aku berteriak pada kalian. Lebih baik aku getarkan saja telinga satu orang ini. "Hei, Sa! Berhentilah berbicara!" "Bagaimana pun, semua ini bergantung padamu. Pada akhirnya, semua akan kembali padamu. Karena itu adalah pilihanmu." "Oh, come on ... Sasa, berhentilah berbicara!" Sasa sepertinya tak menghiraukanku. Ia terus saja berbicara. Tak bisakah ia mengungkapkan petuahnya itu lewat kertas saja?! Itu akan lebih baik untukku, juga untuknya. Ah, ia menelan ludah lagi rupanya. Tapi tak ada gunanya ia menelan ludah terus-terusan. Sebelum ia mencoba mengeluarkan duri-duri ini dari tenggorokannya.-

*Fiksimini* Kaleidoskop Cinta

Kaleidoskop Cinta by: Ittazura Nauqi Ini adalah tema tentang kehidupan. Berkisah singkat tentang episode kehidupan. Terdiri dari rangkaian peristiwa yang terjadi dan dijabarkan dalam bait prosa waktu. "Dan... This is Not The End. Perpisahan bukanlah akhir, karena sebenarnya kita tidak pernah benar-benar terpisah. Hanya saja, kita akan memulai babak kehidupan yang baru." "Wah..." prok... prok... prok... . Suara tepukan tangan menggema dalam ruangan kecil itu. Diriku tersipu. Tak percaya dengan kata-kata yang aku ungkapkan sendiri. Mataku melirik dan kutangkap seulas senyum simpul. Sembari berkata samar, "Sip". Dan aku pun mengulum senyum. Lalu kubisikkan dalam hati, "Kata-kata itu, aku persembahkan untukmu. Cinta." Yogyakarta, April 2014

Fiksimini __ Berlian Hitam

Salam semua pembaca blog, blogger, atau yang sedang tak sengaja membuka blog ini. Bagaimanakah gerangan kabar hari ini? Semoga hari ini lebih baik dari kemarin ya. ^___^  Kali ini saya ingin berbagi sebuah tulisan. Tulisan ini berupa cerita. Tapi lebih singkat dari cerpen. Kami menyebutnya sebagai Fiksimini. Tulisan ini juga sudah pernah diposting di facebook beberapa waktu yang lalu. Nah, daripada berpanjang lebar, mending langsung baca aja dah nih fikminnya. ^___^ "Fiksimini __ Berlian Hitam" by: Ittazura Nauqi "Dimana benda itu? Kau bilang berlian itu ada di sini, hah?!" gemerutuk giginya menahan ucapan. "Sa--saya tidak tahu tuan. Tadi saya melihatnya masih di sana," ujar lelaki gembul di sebelahnya sambil mengangkat jari telunjuk ke depan.  "Berlian itu sudah tidak di tempatnya sekarang!" gertak lelaki yang dipanggilnya tuan. Diantara kerumunan manusia di Museum Kupu-kupu itu, seorang lelaki bertopi coklat melintas di ha

"[Lomba Notes Rapotivi]" Berita yang Tiada Habisnya

Sudah beberapa hari ini, kita disuguhi berita yang itu-itu saja. Berita kematian Angeline yang serasa semakin 'dibombastiskan'. Sedikit lebay dan berlebihan. Bagaimana tidak lebay dan berlebihan, jika hampir semua media massa hingga saat ini masih memberitakannya. Bahkan juga disebarkan di media-media sosial. Adanya berita-berita itu seolah membutakan kita dari berita-berita lain yang mungkin lebih penting. Memang sih, berita seperti kematian seorang anak kecil itu juga menarik perhatian. Karena bagaimana pun, dengan adanya berita tersebut, para orang tua kembali diingatkan untuk menjaga anak-anaknya dengan ekstra hati-hati. Walaupun itu dengan keluarga terdekatnya sendiri. Hanya saja, yang perlu kita tahu juga, jangan hanya menjadi penikmat berita saja tanpa bisa sedikit menganalisis apa sebenarnya yang ada di balik berita itu. Mungkinkah berita Angeline itu dijadikan pengalihan atas isu terbaru yang lebih penting, sehingga kita tidak tahu realita lain apa yang tengah ter

1 Sinetron Lagi

Berita baru yang tengah ramai tersebar di facebook kali ini, tentang keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada tiga sinetron televisi yang dinilai tidak berkualitas. Sebenarnya, kalau boleh saya usul, bukan hanya tiga sinetron yang tidak berkualitas. Tapi empat sinetron yang tidak berkualitas. Apa saja itu...? Terlebih lagi, satu sinteron apa lagi yang selayaknya masuk dalam kategori tidak berkualitas itu? Baca selengkapnya di sini 

Renungan Malam

Apa yang akan terjadi di dunia ini, jika tiba-tiba yang semula adalah saudara sedarah ternyata berpaling dari saudaranya sendiri? Aku tak bertanya apa yang akan terjadi dengan dunia. Sebab jawabannya sudah pasti tak akan terjadi apa-apa. Bumi ini masih akan tetap berputar sesuai ketentuan-Nya, ada atau tanpa adanya aku, kamu dan kita, di sini. Hanya saja, hingga saat ini, aku masih memikirkan pertanyaan yang sedang menari-nari di kepalaku itu. Entah hal apa yang tiba-tiba menjadikanku berpikir hal yang tak sepantasnya aku pikirkan itu. Mungkinkah karena aku tiba-tiba teringat kisah Qabil dan Habil? Atau mungkinkah karena aku tiba-tiba merasa takut, jika sejarah itu akan kembali berulang? Allah yang Maha Tahu segala isi hati manusia. Mampukah kita terus menjaganya untuk tetap berdiri tegak di jalan-Nya? Dan mampukah hati ini akan kembali pada jalan-Nya, saat terang sudah jelas-jelas menyapa kita saat ini (Ramadhan). Semoga Allah tetap membimbing hati dan gerak langkah kita, untuk

Sebuah Ungkapan Hati

Teruntuk teman-teman terbaikku, Realis Putri. Ingin kuungkapkan satu hal pada kalian. Emm... Tiba-tiba saja aku merasa rindu dengan pesantren dan segala hal tentangnya. Kadang ada rasa penyesalan juga di hati, karena tak punya lebih banyak waktu bercengkrama dengan kalian. Khususnya teman-teman Realis putri. Hm...yah, kalian tahu kan, dulu tempat tinggalku (asrama) terpisah sekitar 1 km dengan kalian. Canda tawa yang tercipta saat itu pun hanya singkat. Aku justru merasa seperti hidup di pesantren lain, yang lingkupnya lebih kecil, dengan orang-orang yang juga tak seberapa jumlahnya. Tapi satu hal yang mungkin menjadi lucu, karena asrama yang kutempati itu berdekatan jarak dengan asrama putra, jadilah terkadang aku menerima selentingan-selentingan dan ungkapan-ungkapan salam yang tak pernah sampai pada diri yang dituju. Hehehe.  Terlebih lagi, jika dulu pernah ada yang merasa iri karena asramaku berada tepat di asrama putra, aku mohon maaf. Bukan maksud hati untuk menjauh dari