Langsung ke konten utama

Ujung Yang Hanya Bisa Dipandang (part 1)


Madura - Surabaya - Sidoarjo - Malang - Pasuruan - Solo - Boyolali - Jogja - Purwokerto - Purbalingga - Cilacap - Wonosobo - Jepara - Karimun Jawa - Jakarta - Depok.

Deretan nama kota dan pulau yang pernah kusambangi. Sejak kecil diriku sudah terbiasa bepergian Madura-Surabaya, dan kota terjauh yang bisa kutandangi kala itu adalah Malang. Mungkin karena aku yang terbiasa diajak pergi kesana-sini, suasana tiba di tempat baru itu menjadi hal yang sangat aku senangi hingga sekarang.
***
"Abangku itu senang jalan-jalan. Kalau habis hari raya, kita mesti jalan-jalan. Tapi sebelum kita pergi, biasanya abangku menyuruh kita agar merencanakan dulu kemana tujuannya. Kata abang, "Tanpa jalan-jalan nggak seru..."

Percakapan sederhana kami bertiga dimulai dari cerita Aya. Ia menceritakan kalau dirinya dan keluarganya suka pergi ke tempat-tempat wisata, setelah hari raya Idul Fitri. Sebab hanya pada waktu itu saja, ia dan abang-abangnya bisa berkumpul bersama keluarganya di Aceh.

"Kapan ya kita bisa jalan-jalan? Sudah jenuh nih sama rutinitas yang tiap hari harus ke kampus, jaga pendaftaran mahasiswa baru. Padahal pembukaannya aja masih baru dibuka bulan Desember besok," kata Aya.

"Iya Mbak Ay...kita pergi jalan-jalan kemana gitu ya. Biar bisa refreshing juga," Dhita menimpali perkataan Aya.

"Aku pingin ke luar Jawa," aku bersuara lirih sambil menundukkan pandangan ke arah mie ayam yang sudah tersedia di hadapanku.

"Wah iya. Ayo-ayo Sakinah. Kapan nih rencananya?" Aya bersemangat menanggapi perkataanku.

Sinar matahari jam 9 pagi saat itu terasa hangat. Percakapan kami pun ikut melebur bersama hangatnya mentari. Satu persatu nama kota-kota terkenal di luar Jawa kami sebutkan. Kami mencari satu nama kota yang tempat wisatanya bagus dan biayanya tidak menguras kocek.

Masih dengan mulut penuh makanan, Dhita menyebutkan satu nama kota yang langsung kami sepakati. Makassar, salah satu kota terbesar di Indonesia inilah yang akan kami kunjungi. Ya, kami bertiga telah sepakat memilih kota ini sebagai tempat tujuan perjalanan kami. Kami pun mulai menjelajahi internet hanya untuk mencari promo tiket pesawat murah. Bagiku, rencana perjalanan ini seolah semakin mendekatkanku pada salah satu impianku. Menapaki belahan bumi lain di Indonesia. 

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Ide Abstrak

Tidak peduli apa yang orang katakan padamu, kata dan ide bisa mengubah dunia. (Robbin Williams Dari film Dead Poet's Society) Ngomong-ngomong tentang ide, saya punya dua ide abstrak. Bisa jadi dua ide ini beberapa tahun yang akan datang akan menjadi kenyataan dan akan kita temui di dunia nyata. Dua ide yang mencuat dari pikiran saya itu adalah: 1. Ada alat yang bisa merekam mimpi manusia saat ia tertidur. 2. Ada alat yang bisa memanggil dengan kata kunci tertentu saat kita membaca Koran.  Baiklah, akan saya jelaskan dulu mengapa saya sampai punya dua ide itu. Pertama , saat saya atau kita semua dalam kondisi tidur, ada waktu dimana pikiran kita berada di dunianya sendiri, yakni dunia mimpi. Saat itu kita hidup di dunia kedua kita, alam mimpi. Berbagai macam hal tak terduga dan tak terdefinisi di dunia nyata akan kita temui dalam dunia kedua itu. Bahkan, bentuk-bentuk dan rupa-rupa manusia atau makhluk hidup lainnya tak menutup kemungkinan akan kita temui pula. Ambi

Dakwah Kontekstual di Era Digital

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya globalisasi di dunia ini baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya telah menjadikan kehidupan manusia mengalami alienasi , keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian umat manusia. Selama masih ada manusia yang hidup di muka bumi ini, selama itu pula lah satu hal yang dinamakan Dakwah itu perlu ada bahkan wajib ada. Karena setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah, baik sebagai kelompok maupun individu, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dalam segi ilmu, tenaga, dan daya. Dengan derasnya arus globalisasi yang juga menimpa umat islam, pelaksanaan dakwah seperti mengejar layang-layang yang putus. Artinya hasil-hasil yang diperoleh dari dakwah selalu ketinggalan dibanding dengan maraknya kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah konsep dakwah yang sesuai dengan perkembangan

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan