Langsung ke konten utama

Gara-Gara Indonesia - Buku Sejarah "Rasa Coklat"

Gara-gara Indonesia, Amerika kalah perang di Vietnam.
Gara-gara Indonesia, Napoleon kalah perang di Eropa.
Gara-gara Indonesia, kolonialis kehilangan puluhan negara jajahan.
Kalau tidak ada Indonesia, mungkin Amerika tidak ditemukan Columbus.
Kalau bukan karena Indonesia, mungkin malaria lebih mematikan.
Kalau bukan karena Indonesia, mungkin dunia tidak sedamai sekarang.
Cuma di Indonesia Kubilai Khan dipecundangi dan diperdaya.
Cuma Indonesia yang mengalahkan Sekutu setelah Perang Dunia II.
Cuma Indonesia yang bisa membuat tandingan PBB.
Wilayah laut dunia damai karena Indonesia.
Petronas menjadi perusahaan paling untung di Asia karena Indonesia.

Ini buku tentang sejarah Indonesia. Tapi dikemas dengan gaya berbeda. Karena itu saya sebut buku ini buku sejarah "rasa coklat".  Sebab cuma di buku Gara-Gara Indonesia ini, sejarah akan menjadi senjata masa depan.


Yang ingin tahu sejarah Indonesia yg terlupakan, yang ingin baca buku sejarah rasa coklat, yang ingin "melupakan" sejenak semrawutnya Indonesia saat ini, yang ingin bangga pada bangsanya & bangga juga menjadi orang Indonesia, & yang ingin menaklukkan dunia, BACA buku ini. Yang mengaku suka sejarah atau sejarahwan, yang mengaku pelajar dari SD sampai Mahasiswa, yang mengaku politikus, hakim, aktivis HAM, aktivis gender, aktivis organisasi, pengusaha, guru, dosen, wartawan, ketua RT, RW, kepala desa, bupati, gubernur, wali kota, PRESIDEN & CALON PRESIDEN, WAjib BACA buku ini. 

"Dari Sejarah Kita Belajar Untuk Masa Depan"
~ The 1st Historivator in Indonesia. Agung Pribadi ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s...

Tulisan Beritaku Dimuat Di Media Online…

Nggak nyangka..benar-benar nggak nyangka. Tulisan berita tentang Langgam Jawa yang kemarin aku buat ditemani sedikit rasa kantuk, ternyata dimuat dibeberapa media berita online. Mungkin ini salah satu keuntungannya aku berada di biro humas UMY. Meski hari pertama aku kaget dan sedikit syok mungkin. Sebab, baru hari pertama sudah disuruh untuk membuat berita. Memang sih, di bangku kuliah aku sudah mendapatkan materi kulih tentang teknik reportase, penulisan berita, penataan surat kabar, editing dan formatologi, tapi tetap saja aku masih kaget. Mungkin karena jangka waktu atau deadline pengumpulan beritanya berbeda, jadi sedikit membuatku syok. Jika di kuliah deadline berita itu 1 minggu, tapi kalau di biro humas ya 1 hari itu juga.. Tapi dari sini aku ternyata bisa belajar, bagaimana aku harus bisa menyelesaikan tulisan berita yang ditugaskn untuk selesai pada hari itu juga. Rasa kantuk, mandek mau nulis apa lagi, perut keroncongan, merasa kurang informasi pendukung beri...