Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Netralitas Media

Menyambung tulisan sebelumnya tentang "Bukan Lagi Media (nya) Massa". Saya ingin menambahkan ulasan lagi mengenai netralitas media. Apa itu netralitas media, kapan media massa dikatakan bersifat netral, dan bagaimana ia bersikap netral? Selanjutnya akan saya tuliskan di bawah ini. Saat membaca sebuah berita di surat kabar atau melihat berita di televisi, beberapa dari kita mungkin akan bertanya apakah berita yang ditampilkan itu murni sebagai sebuah informasi ataukah ada kepentingan di dalamnya. Kepentingan tertentu dalam sebuah media bukan lagi menjadi hal tabu dan telah menjadi rahasia umum. Media tersebut dapat menayangkan berita atau informasi yang dapat memberi keuntungan pada pemiliknya, bahkan juga dapat menutupi peristiwa yang dapat memberikan pengaruh buruk pada sang pemilik. Hal itu pula yang kemudian menjadikan media massa baik cetak, elektronik, maupun online berbeda dalam menyajikan sebuah berita atau informasi kepada khalayak. Organisasi media yang mel

Bukan Lagi Media (nya) Massa

Makin bingung saja jadinya. Media massa yang harusnya memberikan informasi secara objektif dan menjadi cermin pemerintah, nyatanya masih ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan segelintir orang. Apalagi menjelang Pemilu 2014 tahun ini. Sangat sulit sekali membedakan mana yang benar-benar dengan mana yang pencitraan. Satu media dengan media lainnya saling serang. Media massa yang saya maksud di sini tidak hanya terbatas pada koran dan televisi saja, tapi lebih luas dari itu, yakni media massa online.  Membaca berita dari satu koran ke koran lainnya, dari satu situs online ke situs lainnya, yang saya lihat hanya satu. Saling serang dan mempertahankan kepentingan. Satu media mengunggulkan seseorang, satu lagi menjatuhkan. Mencari media massa yang benar-benar netral pun susah. Karena dari mereka memang tidak ada yang bisa benar-benar netral. Mereka hampir selalu memiliki kepentingan lain di balik berita atau informasi yang disajikan.  Media massa di tahun 2014 ini, sudah berubah m

Masih Gara-Gara Buku

Setiap kali mengecek statistik blogger ini, hampir selalu saya lihat ada satu postingan yang nangkring. Postingan itu tentang sebuah buku. Bukunya berjudul Gara-Gara Indonesia. Sepertinya buku ini sekarang lagi "naik daun". Tapi, sayangnya saya hanya membahas sedikit sekali tentang buku ini. Mungkin, untuk berikutnya saya akan coba memposting ulasan tentang buku ini lebih banyak lagi. Karena saya pikir, buku ini layak sekali dibaca oleh semua kalangan di negeri ini. 

Kala Hati Berkata

"Kita tidak bisa mengharapkan orang lain untuk berubah. Tapi kitalah yang harus berubah." Sebuah kalimat sederhana yang kudengar siang ini. Namun nampaknya kalimat ini sangat bermakna, bagi siapa pun itu. Setelah aku mendengar kalimat itu, berulang-ulang kuucapkan sendiri satu kalimat ini, "kitalah yang harus berubah! kitalah yang harus berubah! kitalah yang harus berubah!" Tapi bagaimana? Apa yang harus aku ubah?  Hari ini, pendengaranku dihinggapi banyak sekali kata. Mendengar rentetan kalimat yang kemudian berakhir, "Pikirkan lagi !", hampir menggulingkan keyakinanku. Kemudian, kudengar kalimat pertama yang aku tuliskan di atas. Mengulang bagian akhir kalimatnya, lalu secara tiba-tiba juga, hati berkata. "Aku punya Allah." Ya, aku punya Allah, aku punya Tuhan yang sangat hebat dan berkuasa. Aku hanya perlu mengokohkan keyakinanku, dan percaya pada kekuatan do'a juga pada Allah. Ya, itulah yang harus aku lakukan!  Kita memang tida bi

Berawal Dari Ide "Gila"

Berawal dari ide "gila"ku. Ingin menerbitkan buku. Saat percakapan di grup mempertemukan 3 penulis yang berasal dari satu Ponpes. Pikiranku mencuat. "Kenapa nggak bikin buku antologi puisi karya kita bertiga? Toh ternyata kita bertiga sama-sama bisa menulis puisi. Apalagi salah satu dari kita yang sukanya berbicara tentang "Senja/Cahya" punya 150an karya puisi." Akhirnya, kulontarkan saja pikiran itu. "Kenapa kita gak bikin antologi puisi aja, karya alumni MII camp yang ngeksis di KBM.. ntar dijualnya ke santri-santri MII camp..." kataku. Dan tak kusangka, ternyata dua orang ini-yang suka berbicara tentang "Cahya", dan satu lagi sedang "gila-gilanya" menulis cerita tentang kehidupan suami-istri yang baru seumur jagung muda- setuju dengan ide isengku itu. Alhasil, keputusan dibuat. Semua naskah dikumpulkan padaku. Bagian mencari penerbit, dibebankan pada semua, dan tentu saja dengan dananya. Masing-masing dari kita juga

Analisis Framing

Beberapa waktu yang lalu, saat ada berita tentang kematian Ariel Sharon-mantan PM Israel-, aku menuliskan sebuah artikel. Sebelumnya, artikel itu aku tulis dan posting di sini. Dan juga aku posting di satu grup  facebook. Kemudian, salah seorang sensei dalam grup itu (Mas Agung Pribadi-Penulis GGI) menyarankan untuk mengirimkan tulisan itu ke media massa. Setelah aku pikir-pikir lagi, akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba mengirimkannya. Tanpa mengharapkan untuk dimuat, langsung saja kutekan tombol kirim di email. Hasilnya, hingga sekarang, sepertinya memang belum dimuat deh. So, daripada hanya ada di grup FB, aku posting saja di sini. Semoga bermanfaat.. :) Secuil Analisis Framing Berita "Kematian Ariel Sharon"   Sang Jagal dari Beirut, The Bulldozer, adalah dua sebutan yang disematkan pada mantan PM Israel, Ariel Sharon. Dan pada Sabtu, (11/1) ia dinyatakan telah menghembuskan nafas terakhirnya, setelah selama 8 tahun koma (mati suri dalam bahasa Harian Repub

Saat Si Malas Mendera

Pernah nggak kamu, kita, ngerasa suntuk, bosan, butek, atau apalah itu namanya. Tapi sepertinya perasaan itu muncul karena satu bibit, malas. Yah, rasa malas yang tiba-tiba menghujam. Membuat kita lupa akan keinginan beberapa detik lalu. Mata dan pikiran, akhirnya kita biarkan berkeliaran ke mana-mana. Menengok facebook, twitter an, atau sekedar searching  berita, informasi, atau mungkin gosip juga kali ya. Hm...beberapa saat yang lalu, aku juga merasakan malas itu. Udah niat mau posting tulisan di blog, eh malah nongol tuh si rasa malas. Jadilah diriku ini cuma berkeliaran nggak jelas di Dumay. Tapi, setelah mata yang berkeliaran di Dumay ini menemukan satu tulisan, barulah si malas ini coba aku injak. Niatku, biar bisa nulis lagi. Dan, jadilah tulisan ini. So, kalau si malas mendera, cobalah untuk membunuhnya. Bagaimana pun caranya, kita harus tetap berusaha untuk menginjak dan mengenyahkannya. Keep Writing...!! Satu buku sebelum Mati. BISA !!!

Hiburan Payah

Payah Dan benar - benar parah Moral dijarah Hiburan televisi makin merajah Jiwa-jiwa kecil digadai Hanya untuk suksesi Loncat sana sini Menari - nari tanpa ada arti Apa yang dicari?! Jika bukan rating tinggi?!

Kesalahan Dalam Menulis

Lagi-lagi, tadi malam aku tidak melanjutkan menulis apa pun! Tapi yang saya aku maksud di sini, melanjutkan ceritaku. Sudah beberapa malam ini aku hanya menghabiskannya dengan menonton film, kemudian membaca novel, dan internetan. Di sela-sela aku membaca ebook novel itu, aku sempatkan sebentar untuk membaca sebuah artikel di internet. Dari artikel itu, aku baru sadar ternyata aku salah! Dimana lagi letak kesalahannya jika bukan pada diriku sendiri. Terlalu memikirkan akan menulis apa, dan bagaimana. Akhirnya aku lupa dengan cerita yang akan aku bawakan. Aku lupa dengan ide-ide yang sudah melayang-layang untuk segera kujerat dalam tulisan. Itulah kesalahanku. Kesalahan dalam proses menulis. Karena aku masih memikirkan apa yang akan aku tulis. Padahal seharusnya, aku menuliskan apa yang ada dalam pikiranku! Dan, sudah itu saja yang mestinya aku lakukan sejak beberapa hari yang lalu. "Tulislah apa yang ada dalam pikiranmu!"

Cerita Misteri?

Bagaimana membuat cerita misteri? Aku sedang mencoba membuat cerita misteri. Tapi di tengah jalan, otakku berputar-putar kebingungan. Akan kubawa kemana arah ceritanya. Simbol-simbolkah? Atau teka-teki layaknya detektif yang memecahkan sebuah kasus? Akhirnya untuk menentukan arah otakku yang melayang-layang itu, kuputuskan untuk menonton film serialnya Sherlock Holmes. Bahkan aku pun sampai mengunduh ebook novelnya. Beruntung, ada blogger lain yang menyimpan link ebook itu. Sehingga aku bisa mengunduhnya secara gratis. Tapi sepertinya, masih dibutuhkan refrensi dari novel dan film lain, seperti karyanya Dan Brown. So, untuk kelanjutan kisahnya akan seperti apa, kita lihat saja nanti. ^_^

Tanpa Uang, Bisa Apa!

Emm.. dapat juga bahan untuk ditulis. Baru saja, beberapa menit yang lalu, percakapan diantara anak manusia sedikit menggelitik. Aku yang hanya memperhatikan dan mendengarkan, hanya menyimak saja. Mereka bercerita tentang pencurian, tentang maling. Kasus pencurian yang sudah sering terjadi pada anak kos. Namun hanya banyak ditemukan di kos-kosan yang tempatnya berdekatan dengan kampus. Sempat terbesit juga dalam benak. " Bagaimana nantinya kalau aku yang hidup di kos? Ah, tapi tidaklah. InsyaAllah akan aman," batinku berkata. Kulanjutkan lagi menyimak percakapan mereka. Katanya, mereka sudah melaporkan pencurian itu ke polisi. Tapi ada yang menarik, kasus yang dilaporkan oleh anak kos itu ternyata di kepolisian sudah menjadi kasus ke-100 yang terjadi di kos-kosan dekat kampus. Wow!  Namun, kata mereka nampaknya itu masih sebatas jadi catatan belaka. Sebab, pada beberapa kasus yang dilaporkan nyatanya "sulit" sekali ditindak lanjuti, atau mungkin dibiarkan s

Belum Usai

Bergolak hati ini Saat mata mampu menatap Tapi tak sanggup menggapai Berdebar jantung ini dibuatnya Saat tangan meraba keabstrakan Tapi bibir kelu tuk berkata Tak pelak lagi kusembunyi Menantang waktu, mengutuk diri Rindu ini, belumlah usai

Hati-hati di Tahun 2014

Sesekali dahiku berkerut. Sesekali juga aku tersenyum sendiri. Membaca deretan kata demi kata yang berbaris rapi, di atas lembaran kertas. Kertas yang cukup besar, namun bukan terbuat dari kertas putih untuk menulis dengan pena. Hanya kertas berukuran besar yang tulisan-tulisannya akan meninggalkan noda hitam di jari. "Harga Elpiji Diturunkan" temanya. Namun ada satu hal lagi, "Politisasi dan Pencitraan" yang mengikutinya. Aku tersenyum lagi. Yah, karena lagi-lagi menjelang pesta demokrasi, ada saja yang diulahkan. Saat tanganku mencengkram sebuah koran, koran Sindo namanya, di sana ditulis kalau pemerintah itu "PLIN-PLAN". Berbagai kasus dipaparkan lagi. Dari penurunan harga BBM pada awal tahun 2009, naiknya lagi BBM, kontroversi Miss World & Miss Muslimah, hingga yang terbaru naik dan turunnya harga Elpiji. Permainan pemerintah dan parpol menjelang pemilu. Karena adanya kenaikan harga elpiji itu, semua akhirnya berkoar-koar menolak. Tak terkec

Berita Hari Ini

Gemes baca berita hari ini. Mau tau berita apa yang bikin aku gemes? Itu lho, beritanya Gubernur Banten ( nggak perlu sebut nama ya). Kenapa aku gemes sama beritanya? Ya gimana nggak  mau gemes coba, udah jelas-jelas sekarang hidupnya di KPK, eh masih pingin ngurusin negara kecilnya. Ditambah lagi, penjelasan dari pengacaranya yang seolah ngasih tahu ke kita-kita, kalau sang Gubernur belum mau turun dari tahtanya. Hm... Jadi sempat terbesit dalam pikiranku, "Ini orang apa masih mau berkuasa gitu ya, maksudnya? Tapi kan, di Banten juga ada satu desa yang sepertinya kurang terurus banget." -_-

Huruf Keriting !

"Anyway, tulisanmu unik." "Eh, unik kang? uniknya dari mana?" "Hurufnya keriting....." What??  "He, hurufnya keriting..? Emang ada ya kang Dana huruf keriting?" "Ada kali." Itu potongan percakapanku dengan Kang Dana, blogger, termasuk tetuanya Komunitas Bisa di Facebook dan penulis, yang tulisannya suka bikin orang terpana di bagian endingnya. Ya gimana nggak mau terpana atau tertawa hebat, wong orang yang baca udah serius-serius, eh nggak tahunya pas di ending, jebreeet... ternyata cuma pura-pura, atau aneh . Hehe..sorry ya Kang Dana kali aja ntar baca tulisan ini. :) Kembali lagi ke potongan percakapan di atas. Awalnya aku heran, kok bisa tulisanku dibilang unik karena hurufnya keriting. Aku pikir-pikir lagi, emang ada ya huruf keriting? Apa itu bentuk hurufnya gitu yang keriting, atau apanya aku nggak ngerti. Dan...setelah aku tanya lagi maksudnya itu yang mana... eh ternyata benar. Maksudnya itu bentuk hurufnya yang keriting!