Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Pengemis Kaya

Tidak semua pengemis adalah orang miskin. Dua pengemis, Walang bin Kilon, 54, dan Sa’aran, 60, adalah bukti nyata. Mereka justru merupakan jutawan yang menyimpan uang cash puluhan juta rupiah. Bahkan, mereka sudah membayar uang muka untuk ibadah haji pada 2019 sebesar Rp. 30 juta. (Jawa Pos, 29 November 2013) Hasil dari mengemis memang sangat menggiyurkan. Bayangkan saja, hanya dalam waktu belasan hari, seorang pengemis sudah bisa mengumpulkan uang Rp. 4 juta. Setiap harinya ia bisa saja mendapat uang Rp 100 ribu hingga Rp. 200. Bahkan, saat hari-hari besar dalam sehari ia bisa meraup Rp. 1 juta. Belum lagi jika hari mereka mengemis adalah hari-hari di bulan Ramadhan, yang umumnya membuat umat Islam lebih sering bersedekah, karena menginginkan pahala yang berlipat ganda. Namun siapa menyangka jika ternyata, penghasilan pengemis pun kian berlipat ganda. Pak Walang dan Kakek Sa’aran mungkin hanya dua pengemis diantara ribuan pengemis lain, yang biasa k

Ujung Yang Hanya Bisa Dipandang (part 1)

Madura - Surabaya - Sidoarjo - Malang - Pasuruan - Solo - Boyolali - Jogja - Purwokerto - Purbalingga - Cilacap - Wonosobo - Jepara - Karimun Jawa - Jakarta - Depok. Deretan nama kota dan pulau yang pernah kusambangi. Sejak kecil diriku sudah terbiasa bepergian Madura-Surabaya, dan kota terjauh yang bisa kutandangi kala itu adalah Malang. Mungkin karena aku yang terbiasa diajak pergi kesana-sini, suasana tiba di tempat baru itu menjadi hal yang sangat aku senangi hingga sekarang. *** "Abangku itu senang jalan-jalan. Kalau habis hari raya, kita mesti jalan-jalan. Tapi sebelum kita pergi, biasanya abangku menyuruh kita agar merencanakan dulu kemana tujuannya. Kata abang, "Tanpa jalan-jalan nggak seru..." Percakapan sederhana kami bertiga dimulai dari cerita Aya. Ia menceritakan kalau dirinya dan keluarganya suka pergi ke tempat-tempat wisata, setelah hari raya Idul Fitri. Sebab hanya pada waktu itu saja, ia dan abang-abangnya bisa berkumpul bersama ke

Merangkai Puisi

Ternyata aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyusun sebuah puisi. Puisi sederhana yang kucoba rangkai dengan memilih beberapa diksi. Entah diksi itu tepat atau tidak, aku belum bisa membenarkannya secara pasti. Sebab aku hanya berbekal Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline yang aku download dari sebuah situs di internet. Setiap akan memilih kata, kamus itu yang aku jadikan rujukan. Kata manakah yang menurutku pas, maka aku akan memilih untuk menggunakan diksi itu. Mungkin puisi-puisi ku masih jauh dari sempurna, tapi aku ingin mencoba merangkai kata yang lebih baik dari sebelumnya.

Galau

Punya 2 akun blogger dan 2 akun wordpress, jadi galau. Galau mana yang akan lebih rutin dipostingkan tulisan, mana yang perlu ditutup. Apa mungkin semua tulisan yang ada di 4 blog itu dijadikan satu di satu blog saja? Tapi blog yang mana ya yang harus jadi muaranya? (sembari nyoba rutin memposting tulisan, walau hanya beberapa baris. ^_^)

Shalat Di Awal Waktu

Adzan dzhuhur sudah berkumandang. Tanda waktunya untuk berhenti sejenak dari aktivitas untuk kembali menghadap Ilahi. Tapi ternyata tidak sedikit umat Islam yang bisa melaksanakan shalat tepat waktu. Bahkan mungkin saya, kamu, kita, secara tidak sadar suka melewatkan atau melebih-lebihkan (menunda) waktu shalat. Sudah lewat setengah atau satu jam baru shalat. Ada seseorang yang sejak pertama diriku kenal dekat dengannya, dia selalu mengajak untuk shalat tepat pada waktunya. Sekalipun saat itu dia sedang berada di tengah-tengah acara seminar atau pun di dalam kelas, ternyata dia bisa meminta izin untuk keluar terlebih dahulu. Tentunya dia keluar lebih dulu karena sudah mendengar adzan. Semoga kita bisa seperti dirinya yang bisa tetap menjaga shalat di awal atau tepat waktu. Karena waktu kita di sini (dunia) terbatas. Jika kita tidak cepat-cepat memanfaatkan waktu untuk shalat di awal waktu, bisa jadi kita tidak bisa bertemu lagi dengan waktu.

Hidup

Hidup serba kebingungan dan kelimpungan. Mau berangkat kerja atau kuliah, bingung milih baju yang mau dipake. Lapar, bingung mau makan apa dan dimana. Dapat tugas yang berat, bingung mau menyelesaikannya bagaimana. Mau pergi tapi hujan masih tetap turun, bingung juga jadi pergi atau nggak. Mau nulis sesuatu, tapi bingung lagi mau menuliskan apa. Cinta yang tiba-tiba mengatakan ingin pergi, kelimpungan harus bagaimana menahannya agar tidak pergi. Rindu yang tertahan, bingung lagi mau mengungkapkannya bagaimana. Harapan yang tersendat, dibingungkan lagi dengan cara apa akan disampaikan. Yah, inilah tulisan orang yang sedang bingung. Kebingungan yang muncul dari tiga sebab yang bermuara pada satu alasan. Apa itu? Tebak sendiri.

“Bingung nulis apa!”

Aku suka bingung mau menuliskan apa. Keinginan buat nulis udah menggebu-gebu, eh tiba-tiba... waktu jari-jari ini ada di atas tut-tut keybord laptop atau hp, bingung lagi mau nulis genre yang seperti apa. Kadang juga muncul pikiran lain, “ah ntar aja deh nulisnya, aku masih di mobil dan ada orang di dua sisi kanan dan kiriku” atau “kalau aku nulis tentang ini ntar diketawain” atau juga “kayaknya tulisan ini aku simpen sendiri aja, gak mau dikasih tahu ke orang lain dulu” atau “tulisan ini cukup satu orang itu saja yang baca” atau juga “aku malu kalau menuliskan tentang cinta”. Dan kadang juga, aku bingung mau mengakhiri tulisan itu dengan barisan kata macam apa. Seperti itulah kebingunganku. Hanya saat-saat tertentu saja sepertinya kebingungan untuk menulis itu musnah. Pertama, saat aku menulis untuk menyelesaikan sebuah tugas kuliah atau skripsi. Kedua, saat aku dikejar deadline menulis berita. Selain dua waktu itu, bablas... meskipun ada hal-hal yang aku tuliskan, tapi terk

Yang "Mengajukan" Tidak Sama Dengan Yang "Diajukan"

Menjelang pesta demokrasi 2014 beberapa orang terlihat begitu gencar mempromosikan dirinya dan juga partainya, agar bisa terpilih sebagai pucuk pimpinan di negeri ini. Baliho, pamflet, selebaran kampanye bertebaran dimana-mana, baik itu yang terpampang di persimpangan jalan, di pinggir jalan, atau pun di tengah jalan (mungkin) hampir selalu bisa terlihat dengan mata telanjang kita. Bahkan, ada juga pamflet atau selebaran yang entah karena itu sengaja atau tidak, tersebar di kalangan mahasiswa yang tengah duduk manis mendengarkan seminar-seminar. Selain itu, ada pula yang memanfaatkan media massa miliknya untuk mempromosikan dirinya sebagai pemimpin masa depan bangsa. Hanya orang-orang yang berkantong lebih sepertinya yang bisa mengupayakan cara-cara semacam itu agar bisa dikenal oleh publik, demi mencapai keinginannya sebagai seorang presiden.  Berbicara calon presiden 2014 mendatang, kita juga bisa melihat dua sisi yang berbeda dari para calon ini. Ada calon presiden yang memang m

Populasi Manusia dalam Inferno

Ohayo Gozaimasu... Anyonghaseo... Met pagi semua pembaca blogger... :) Siapa nih diantara para pembaca yang juga menjadi pembaca setianya karya Dan Brown? Pasti udah pada kenal khan, siapa itu Dan Brown....?! :) Yup, Dan Brown itu penulis buku fiksi yang ceritanya penuh misteri dan simbol-simbol paling terkenal. Dia juga menulis novel Digital Fortes, Deception Point, The Davinci Code, Angels and Demons, The Lost Symbol dan Inferno. Dan Brown ini mulai dikenal dunia luas setelah novelnya yang berjudul The Davinci Code menjadi novel fiksi Best Seller Internasional. Setelah itu, berturut-turut karyanya yang berjudul Angels and Demons, dan The Lost Symbol menjadi novel luar negeri pertama yang paling banyak diburu oleh para pecinta novel fiksi misteri. Novel terbarunya Dan Brown berjudul Inferno, yang menceritakan tentang misteri dibalik topeng Dante Alighieri (1265-1321), seorang seniman sekaligus sastrawan yang menciptakan sebuah puisi tentang kehidupan setelah kematian. Infe