Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Daripada Meratapi Nasib, Nyok Tulis yang Lain lagi!

Pengumuman pemenang lomba Blog Ide Untuk Suramadu sudah diumumkan. Dari mereka yang menang sih memang kelihatan banget, idenya apa, solusinya apa. Tapi ya sudahlah, tak apa, yang terpenting aku juga sudah ikut berpartisipasi menyumbangkan ide untuk perkembangan dan pembangunan di wilayah Suramadu. Barangkali saja ada secuil ideku yang ikut direalisasikan. :) Lanjut... Daripada meratapi nasib tulisan yang kemarin nggak menang, mendingan aku nulis cerita terbaruku saja. Cerita tentang pengalaman pertamaku bertemu orang-orang Palestina. Tapi sebelumnya jangan dibayangin aku ketemu mereka di sana ya (di Palestina). Melainkan orang-orang Palestinanya yang datang ke Indonesia. Emang ngapain mereka ke sini? Mereka ke sini, ke Indonesia itu untuk menggalang dana. Mereka ngadain konser ke negara-negara di seluruh dunia, untuk ngedapetin dukungan biar Palestina itu merdeka. Ya, freedom for Palestine!!! Lah kok masih sempat-sempatnya ya mereka ngadain konser ke negara-negara lain? Bukan

Mengukir Senja di Suramadu #Part 3 (The End)

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu"   Senja Baru di Suramadu Bus patas kelas eksekutif jurusan Jogja - Surabaya melaju perlahan. Meninggalkan pangkalanya di Terminal Giwangan, Jogja. Perjalanan dari Jogja ke Surabaya, bukanlah perjalanan yang singkat. Tapi ini adalah perjalanan yang cukup memakan waktu. Selama 8 jam lamanya, aku harus rela duduk di dalam bus itu dengan mendekap tas ransel besar, yang selalu kubawa tatkala pulang kampung. Sebenarnya bukan masalah jika aku memeluk tas ransel itu selama 8 jam perjalanan. Hanya saja yang membuat kakiku cukup gemetar saat turun dari bus adalah, beban yang harus kubawa tak sebanding dengan tubuh yang tak begitu gemuk pun tidak tinggi.  Pagi itu langit terlihat amat cerah. Lalu lalang kendaraan bermotor juga terlihat sangat ramai. Mungkin karena hari di mana aku pulang adalah hari dan jam kantor, semua pengendara terlihat begitu tergesa melalui setiap baris lampu merah. Tak terkecuali dengan bus yang kutumpangi. Namun untuk y

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan

Mengukir Senja di Suramadu #part 1

Lomba blog "Ide untuk Suramadu" Tak Cukup Jika Hanya Sekadar Lewat Pernah mendengar Suramadu? Kesan apa yang pertama singgah saat mendengar Suramadu? Bagaimana juga perasaan kalian setelah berhasil melewatinya? Sebab, kalau boleh jujur, aku sendiri pun yang hampir setiap tahun selama kurun waktu 6 tahun ini melewatinya, kadang juga merasa sedih, dan, "bosan". Karena setiap kali melewatinya, pemandangan yang terlihat hanya itu-itu saja, dan belum ada perubahan yang membuatku merasa "Wah", dan berkata ," Ini kampung halamanku ". Nah, dalam event yang cukup membuatku terpancing untuk menggerakkan kembali tut-tut keybord laptop ini, aku akan mencoba sedikit memberikan ulasan, atau lebih pasnya mungkin "ide liar" dan "aneh"ku tentang Suramadu. Tapi mohon maaf sebelumnya, jika nanti tulisannya agak terasa sedikit... puitis, dan mungkin tidak terasa sebagai tulisan tentang perjalanan, artikel, atau semacamnya. Karena aku ak

Sumpah Pemuda dan "EYD" Versi Baru

Sedikit tergelitik dengan beberapa postingan di fb, terkait Hari Sumpah Pemuda. Isi dari Sumpah Pemuda memang ada 3 hal, yakni Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia. Untuk tanah air dan bangsa Indonesia, sudah jelas kita semua mengakui akan adanya. Tapi bagaimana dengan bahasa Indonesia? Nah, itulah yang akan sedikit kita bahas di sini. Bahasa Indonesia, bahasa kesatuan para putra-putri, rakyat dan masyarakat Indonesia. Bahasa yang menyatukan berbagai macam suku yang bertebaran dari Sabang sampai Merauke. Dulu, bahasa Indonesia masih menggunakan ejaan lama, seperti kata "dulu itu sendiri yang masih berejakan "doeloe". Tapi kemudian pada tahun 1967, Pusat Bahasa yang dulunya bernama Lembaga Bahasa dan Kesustraan, mengubah ejaan lama itu menjadi Ejaan Baru. Singkat cerita, melalui Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, berlakulah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, atau yang kita kenal dengan istilah EYD. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempu

Hidup Dalam Kegelapan

Hidup dalam kegelapan. Bagaimana rasanya? Yang kutahu, hidup dalam kegelapan itu seperti kemarin malam. Saat semua bola lampu di asrama tak satu pun menampakkan cahayanya. Sementara mata-mata manusia mulai menyipit hanya untuk mencari setitik cahaya. Sungguh kelam rasanya malam itu. Apalagi dengan adanya desas-desus yang cukup membuat bulu kuduk berdiri, seolah ingin mencari tahu juga apa yang terjadi. Tadi malam, memang terasa cukup mencekam. Hingga akhirnya, satu persatu cahaya pun berpendar. Menyembul dari balik beraneka ragam bentuk. Dari yang kotak, oval, bundar, hingga lonjong. Semua berlomba memberi warna, menepis malam yang mulai tenggelam dalam kelam.

GGS Tak Setampan Dua Kata Pertama

Kalian tahu fenomena yang tengah terjadi saat ini? Ya, demam GGS! Bagi pecinta film-sinetron khususnya-pasti tahu apa itu GGS. Sementara bagi yang tidak tahu, mungkin akan mengganggap ada nama makanan atau tempat baru. Ya, sebab sebelumnya, saya juga mengira GGS itu nama makanan atau tempat baru. Tapi ternyata bukan. Saya tidak akan berpanjang kali lebar menebarkan kisah apa yang tersembunyi di balik tiga huruf itu. Saya menuliskan tentang hal ini pun bukan karena senang akan tayangan itu. Tapi karena gigi-gigi saya sudah bergemerutuk, jari-jari saya juga ikut mengerang, saat orang-orang berlomba-lomba menyukai film itu. Bukan hanya mereka yang menyukai tayangan itu, tapi ada saja yang malah berlomba-lomba membuat tayangan serupa. Apa sebenarnya kelebihan sinetron yang mulai tak masuk akal itu? Jika dikatakan itu sebagai hiburan, ya memang benar itu hiburan. Tapi hiburan yang tidak mendidik, tidak kreatif, dan tidak masuk akal. Saya kira, orang yang suka dengan tayangan itu sebena

Just Call On Him : Allah

"Just take a step and open your eyes Put your trust in Him and it'll be alright Just call on Him He will hear __ Allah " Adakah yang tahu bagaimana rasanya mendapat satu tamparan yang membuat nyalimu ciut, harapanmu memudar, dan keyakinanmu goyah? Aku tahu. Aku tahu persis bagaimana rasanya itu. Saat perlahan mulai menerima keadaan yang terjadi, dan mencoba menyerahkan semuanya pada Sang Maha Kuasa, tiba-tiba dirimu mendapat tamparan keras. Bukan tamparan tangan, melainkan tamparan kata yang membuat ulu hatimu serasa ditusuk ribuan jarum. Mungkin, tamparan kata itu tidak akan begitu menyakitkan jika itu musuhmu yang mengatakan. Tapi akan beda rasanya jika kata itu keluar dari orang-orang terdekatmu. Apa yang akan kamu lakukan saat itu terjadi? Jika itu aku, dan karena itu aku, aku hanya bisa menyunggingkan sedikit senyum. Namun hati terasa sesak, air mata pun serasa ingin meluncur deras dari kedua ujung mata. Beruntunglah saat itu kepercayaanku pada Sang Pemilik

Luka

Sudah lama tak menulis. Mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu telah menimpa. Memang bukan kejadian besar, tapi bagiku itu sesuatu yang cukup membuat hati ciut, mata sembab, dan tangan kaku. Bahkan hingga sekarang, aku masih berpikir, sepertinya satu jari tengah di tangan kananku ini akan sulit untuk bekerja. Bagaimana tidak, rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuh saat pertama kali jari ini terluka, membuat pikiranku kalut. Aku merasa akan sulit untuk menulis, khususnya menulis dengan pena. Ada rasa nyeri yang menyulut mata dan mulutku untuk saling bertaut membentuk kerutan kecil. Saat tangan ini mencoba menulis dengan pena, pun saat menyentuh keybord laptop. Adakalanya aku berpikir, bahwa aku tak sanggup menghadapi kenyataan ini. Tapi di sisi lain, hatiku terus bergema, mengatakan jika mungkin saja ini salah satu tanda kasih dan cinta-Nya. Hingga saat ini, aku pun masih terus belajar untuk menghadapi apa yang terjadi. #edisi_belajar_deskripsi

2 Ide Abstrak

Tidak peduli apa yang orang katakan padamu, kata dan ide bisa mengubah dunia. (Robbin Williams Dari film Dead Poet's Society) Ngomong-ngomong tentang ide, saya punya dua ide abstrak. Bisa jadi dua ide ini beberapa tahun yang akan datang akan menjadi kenyataan dan akan kita temui di dunia nyata. Dua ide yang mencuat dari pikiran saya itu adalah: 1. Ada alat yang bisa merekam mimpi manusia saat ia tertidur. 2. Ada alat yang bisa memanggil dengan kata kunci tertentu saat kita membaca Koran.  Baiklah, akan saya jelaskan dulu mengapa saya sampai punya dua ide itu. Pertama , saat saya atau kita semua dalam kondisi tidur, ada waktu dimana pikiran kita berada di dunianya sendiri, yakni dunia mimpi. Saat itu kita hidup di dunia kedua kita, alam mimpi. Berbagai macam hal tak terduga dan tak terdefinisi di dunia nyata akan kita temui dalam dunia kedua itu. Bahkan, bentuk-bentuk dan rupa-rupa manusia atau makhluk hidup lainnya tak menutup kemungkinan akan kita temui pula. Ambi

#Curcol Rutinitas

Kembali ke rutinitas itu rasanya... nano-nano . Sebagai salah seorang staf jurnalis di universitas, ada saat-saat dimana saya merasa boring . Kenapa? Cuma satu alasannya, karena harus duduk di depan komputer tanpa melakukan aktivitas, seperti menulis berita. Kalau sudah begitu, apalagi yang saya lakukan selain hanya membuka internet. Untuk menengok aktivitas teman di sosial media, atau mencari bahan-bahan bacaan. Ini tulisan edisi #curhat ya. Sembari mengasah untuk bisa menulis secara rutin, :) . Tapi mungkin ada yang bertanya, kalau mau latihan nulis secara rutin kok postingan di blognya nggak rutin? Ya... itulah mungkin bedanya saya dengan bloger lainnya. Saya tidak hanya menuliskan di blog, tapi juga menuliskan segala sesuatunya di laptop, handphone , buku diary, note FB , bahkan juga ada di draft email. :) Ini hanya sebagai pelepas dahaga saja. Karena salah satu media yang saya bisa gunakan pagi hari ini ya hanya blog ini. :) 

(Masih) Tentang Kita, Tentang Saudara Kita

Topik hari ini masih tentang Gaza, tentang Palestina, tentang umat Islam di Gaza, Palestina, tentang saudara kita. Siang ini, aku membaca sebuah postingan di facebook, tentang fakta Gaza. Ada 11 fakta yang dituliskan di sana. Tapi hanya akan aku ambil satu saja. "Sebagian dari warga dunia mengira, rakyat Palestina memperjuangkan 'tanah kelahiran mereka'. Nyatanya, jawaban mereka adalah, "Kami di sini memperjuangkan tanah yang memang ditakdirkan untuk umat Islam. Hanya saja karena kamilah yang ditakdirkan untuk lahir di sini, maka kamilah berkewajiban untuk melindungi tanah umat Islam ini". Subhanallah . Sungguh mulia niat mereka. Sungguh Allah subhanahu wa ta'ala tahu, siapa yang pantas untuk melindungi tanah umat Islam di seluruh dunia itu. Sunggu Allah SWT tahu, bahwa jika saja kita yang lahir di sana, mungkin kita tak akan sanggup bertahan dan menghadapi gempuran demi gempuran yang selalu menghantui jiwa dan raga. Maha Suci Allah, Maha Besar Allah ya

Untuk Saudaraku

Bagaimana rasanya, jika tiba-tiba kita mendengar sebuah peringatan akan dijatuhkannya sebuah bom di kota atau desa kita? Bagaimana rasanya jika belum 4 menit kita bersiap-siap, tiba-tiba terdengar aungan helikopter yang menderu-deru tepat di atas kepala kita? Bagaimana rasanya jika kaki kita tiba-tiba tidak bisa bergerak, berjalan, bahkan berlari untuk menghindari sebuah benda hitam besar yang jatuh dari langit? Kita hanya bisa terpaku, melihat gemuruh orang-orang yang berlari menyelamatkan diri. Apa yang akan kita lakukan jika itu aku, kamu, kita yang mengalami hal itu? Masih sanggupkah kita berselfie ria? Menulis sebuah status mengatakan bahwa kita sedang berdiri di tengah-tengah bencana manusia? Masih sanggupkah kita? Aku sendiri, rasanya tak akan sanggup untuk melakukan hal itu. Bahkan membayangkan jika itu aku yang mengalaminya, aku pun tak kan sanggup. Lantas, bagaimanakah saudara-saudara kita yang ada di Gaza, Palestina sana. Saat untuk kesekian kalinya, di bulan Ramadhan yan

ODOK 7 _ Siapa Pilihanmu?

Lama tak memosting tulisan di blog. Oke, saya mulai lagi dengan berita terhangat dulu. Tentang apa? Tentang Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014 tentunya. Mungkin kita semua sudah tahu dan sudah mendengar, baik itu dari media massa cetak, elektronik, maupun cyber. Siapakan Capres dan Cawapres yang akhirnya diusung?! Ya, ada Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta. Saya baru saja tahu berita ini dari media massa cetak (koran-koran) yang saya baca pagi ini. Semua media cetak itu menempatakan berita tentang mereka berempat sebagai headline berita (berita utama). Kalau dilihat dari segi penempatannya, nampaknya semua media massa memang memandang berita ini sangat aktual dan utama. Karena sudah pasti khalayak pembacanya membutuhkan informasi itu, untuk menentukan siapakah yang akan menjadi pilihan mereka. Semua media massa saat ini sudah mulai menggaungkan Capres dan Cawapres itu. Menampilkan sejarah singkat kehidupan mereka berempat. Bahkan juga ada yang menyajikan bagaimana pros

# ODOK 6 # Dunia Menanti Kita

Bangsa kita ini ternyata masih dinantikan oleh bangsa lain! Sahabat semua masih ingat tidak dengan ulasan saya tentang buku Gara-Gara Indonesia?! Di sana saya ungkapkan bahwa dari buku GGI itu, kita tahu bahwa negara kita punya peran besar dalam perkembangan dunia. Punya andil besar dalam terbentuknya suatu negara.  Dan, hari ini, satu lagi yang saya tahu. Indonesia, memang masih dinanti. Ini saya tahu setelah beberapa jam yang lalu mendengarkan pemaparan dari Prof. Yang Seung-Yoon, Ph.D (Prof. Emeritus dari Hankuk University, Korea Selatan. _ jangan tanya apa itu Prof. Emeritus dan kenapa ada 2 gelar profesor, karena dalam makalahnya sudah tertulis seperti itu, hehe). Prof. Yang memaparkan makalahnya tersebut dalam acara Seminar Internasional Korea-Indonesia Update 2014 "Hubungan Indonesia-Korea Selatan Dari Perspektif Politik, Sosial, dan Budaya". Nah, yang menarik dari pemaparannya itu tentang peran Indonesia terhadap negeri asal grup musik Super Junior (Suju). Keb

# ODOK 5 # Dunia Milik Kita Sepenuhnya

Dimana sih sebenarnya dunia yang menjadi milik kita sepenuhnya? Barangkali kita pernah merasa menjadi pengontrol dari jalan hidup kita. Membelokkan jalan ceritanya sesuai dengan keinginan kita sendiri. Pernah tidak kamu merasakan hal itu? Saat dirimu berada di suatu tempat, entah itu tempat asing yang belum terjamah, ataupun tempat dimana kamu tinggal dan kamu merasakan sesuatu yang berbeda. Merasakan menjadi pemeran dalam cerita itu, sekaligus sutradaranya. Terkadang, jalan cerita yang kamu alami kala itu tak lebih hanyalah sebuah kisah tragis, yang membuatmu meraung sejadi-jadinya. Merasakan kesedihan yang teramat dalam, bahkan hingga untuk berkata pun kamu tak sanggup. Tapi kemudian, otakmu mulai berputar. Mencari jalan keluar melewati terowongan gelap yang menyelimutimu. Sampai kakimu bisa melangkah cepat, seolah diterbangkan oleh angin. Dan akhirnya cahaya terang pun kau temui. Bersihnya udara dan hamparan hijau pepohonan dengan bunga berwarna-warni yang sedang bermekaran, ju

Fiksi Mini _ Sang Loper Koran

Seorang lelaki berambut cepak, melangkah cepat. Memasuki gedung bertingkat lima yang berdiri megah. Baju hitamnya kusut, bertuliskan "Loper Koran". "Ini pak, korannya," ujar sang Loper Koran. "Nggeh Mas, matur nuwun nggeh...," jawab seorang petugas Front Office sembari menerima koran itu. "Nggeh pak." Sang Loper Koranpun membalikkan badannya. Ia bergegas meninggalkan gedung yang hampir mencakar langit itu. Lima langkah ia keluar dari pintu, kakinya berhenti bergerak. Kaku. Berlembar-lembar koran yang disangga tangan kirinya berjatuhan. Seiring dengan sebuah bunyi debaman keras menghantam lantai. "Loh, Mas! Mas... Pak satpam...," seorang wanita berteriak memecah kesunyian. "Seorang satpam yang berjaga segera menghampiri. Raut wajahnya terlihat bingung. Melihat seorang lelaki gemuk yang tergelatak tak berdaya. Lima menit berselang. Bunyi sirine menggaung di halaman gedung. Menyingkirkan puluhan orang yang mengerumuni o

_ODOK 4_ Siapakah Kita?

Pernahkah terlintas di benak kita, siapakah diri kita sebenarnya? Apakah yang membedakan antara diri kita dengan orang lain? Pada kesempatan kali ini, saya ingin kembali mengulas sebuah kata bijak. Semoga pembaca tak bosan mendengarkan ocehan saya melalui tulisan ini ya,  hehe. Em... apakah para pembaca sudah bisa menebak kata bijak seperti apa yang akan saya ulas? Dan siapa yang mengucapkan kata bijak itu? (yang sudah tahu silahkan tunjuk hidung) :D Oke. Kata bijak itu berbunyi begini, " Bukan keahlian yang menunjukkan siapa kita sebenarnya. Tapi pilihan yang kita ambil ." Sudah cukup jelas khan ?! Ya, kita yang sebenarnya tidak dilihat dari keahlian yang kita miliki. Tapi pilihan yang kita ambillah yang menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Dan tentunya, hal itu juga yang membedakan kita dengan orang lain. Sampai di sini juga rasanya sudah jelas, bagaimana kita menilai diri kita sendiri. Atau, jika pun masih belum bisa, mungkin kita bisa bersama-sama menyimak dan m

#ODOK 3# Kata-Kata Bijak Albus Dumbledore

  Siapa yang tak kenal tokoh satu ini. Perawakannya tinggi dan masih cukup kuat menyangga dirinya, walau sudah berusia ratusan tahun. Rambutnya yang putih disertai jambangnya yang panjang juga semakin menambah kebijaksanaannya. Ia juga merupakan penyihir terkuat di dunia dan sekaligus menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah sihir ternama. Hogwarts. Siapakah tokoh yang saya maksudkan itu? Ya, dia adalah Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore. Jikalau yang membaca tulisan ini adalah Anda-Anda pecinta dan penyuka novel maupun film Harry Potter, tentunya sudah sangat kenal bukan dengan tokoh itu?! Tapi di sini saya tidak akan banyak membahas tentang ciri-ciri maupun karakter Albus Dumbledore dalam novel maupun film Harry Potter . Saya hanya akan menuliskan satu persatu kata-kata bijak yang diucapkan oleh Dumbledore pada Harry. Kata-kata bijak tersebut saya dapatkan saat saya menonton film Harry Potter untuk kesekian kalinya. Saya katakan kesekian kalinya, sebab sudah tak terhit