Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Sumpah Pemuda dan "EYD" Versi Baru

Sedikit tergelitik dengan beberapa postingan di fb, terkait Hari Sumpah Pemuda. Isi dari Sumpah Pemuda memang ada 3 hal, yakni Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia. Untuk tanah air dan bangsa Indonesia, sudah jelas kita semua mengakui akan adanya. Tapi bagaimana dengan bahasa Indonesia? Nah, itulah yang akan sedikit kita bahas di sini. Bahasa Indonesia, bahasa kesatuan para putra-putri, rakyat dan masyarakat Indonesia. Bahasa yang menyatukan berbagai macam suku yang bertebaran dari Sabang sampai Merauke. Dulu, bahasa Indonesia masih menggunakan ejaan lama, seperti kata "dulu itu sendiri yang masih berejakan "doeloe". Tapi kemudian pada tahun 1967, Pusat Bahasa yang dulunya bernama Lembaga Bahasa dan Kesustraan, mengubah ejaan lama itu menjadi Ejaan Baru. Singkat cerita, melalui Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, berlakulah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, atau yang kita kenal dengan istilah EYD. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempu

Hidup Dalam Kegelapan

Hidup dalam kegelapan. Bagaimana rasanya? Yang kutahu, hidup dalam kegelapan itu seperti kemarin malam. Saat semua bola lampu di asrama tak satu pun menampakkan cahayanya. Sementara mata-mata manusia mulai menyipit hanya untuk mencari setitik cahaya. Sungguh kelam rasanya malam itu. Apalagi dengan adanya desas-desus yang cukup membuat bulu kuduk berdiri, seolah ingin mencari tahu juga apa yang terjadi. Tadi malam, memang terasa cukup mencekam. Hingga akhirnya, satu persatu cahaya pun berpendar. Menyembul dari balik beraneka ragam bentuk. Dari yang kotak, oval, bundar, hingga lonjong. Semua berlomba memberi warna, menepis malam yang mulai tenggelam dalam kelam.

GGS Tak Setampan Dua Kata Pertama

Kalian tahu fenomena yang tengah terjadi saat ini? Ya, demam GGS! Bagi pecinta film-sinetron khususnya-pasti tahu apa itu GGS. Sementara bagi yang tidak tahu, mungkin akan mengganggap ada nama makanan atau tempat baru. Ya, sebab sebelumnya, saya juga mengira GGS itu nama makanan atau tempat baru. Tapi ternyata bukan. Saya tidak akan berpanjang kali lebar menebarkan kisah apa yang tersembunyi di balik tiga huruf itu. Saya menuliskan tentang hal ini pun bukan karena senang akan tayangan itu. Tapi karena gigi-gigi saya sudah bergemerutuk, jari-jari saya juga ikut mengerang, saat orang-orang berlomba-lomba menyukai film itu. Bukan hanya mereka yang menyukai tayangan itu, tapi ada saja yang malah berlomba-lomba membuat tayangan serupa. Apa sebenarnya kelebihan sinetron yang mulai tak masuk akal itu? Jika dikatakan itu sebagai hiburan, ya memang benar itu hiburan. Tapi hiburan yang tidak mendidik, tidak kreatif, dan tidak masuk akal. Saya kira, orang yang suka dengan tayangan itu sebena

Just Call On Him : Allah

"Just take a step and open your eyes Put your trust in Him and it'll be alright Just call on Him He will hear __ Allah " Adakah yang tahu bagaimana rasanya mendapat satu tamparan yang membuat nyalimu ciut, harapanmu memudar, dan keyakinanmu goyah? Aku tahu. Aku tahu persis bagaimana rasanya itu. Saat perlahan mulai menerima keadaan yang terjadi, dan mencoba menyerahkan semuanya pada Sang Maha Kuasa, tiba-tiba dirimu mendapat tamparan keras. Bukan tamparan tangan, melainkan tamparan kata yang membuat ulu hatimu serasa ditusuk ribuan jarum. Mungkin, tamparan kata itu tidak akan begitu menyakitkan jika itu musuhmu yang mengatakan. Tapi akan beda rasanya jika kata itu keluar dari orang-orang terdekatmu. Apa yang akan kamu lakukan saat itu terjadi? Jika itu aku, dan karena itu aku, aku hanya bisa menyunggingkan sedikit senyum. Namun hati terasa sesak, air mata pun serasa ingin meluncur deras dari kedua ujung mata. Beruntunglah saat itu kepercayaanku pada Sang Pemilik