Langsung ke konten utama

Trik Menuliskan Berita Berdasarkan Wawancara

Beberapa waktu yang lalu saya diminta bantuan oleh seorang dosen, untuk mengoreksi teks berita yang dibuat oleh mahasiswanya. Ada sekitar 40 teks berita yang coba saya koreksi. Dan hasilnya ternyata hanya segilintir tulisan yang bisa dikatakan sudah baik dalam penulisannya. Ya, meskipun saya sebenarnya bukan wartawan layaknya wartawan lapangan media mainstream, tapi untuk masalah teknik penulisan berita, saya cukup punya pengalaman.

Oke, kembali lagi ke fokus tulisan ini. Yang ingin saya bahas dalam tulisan kali ini adalah, gimana sih caranya menuliskan berita yang baik & layak dibaca? Khususnya untuk penulisan berita dari hasil wawancara terkait isu tertentu.

Mungkin hal pertama yang lazim diketahui oleh kebanyakan kita adalah Rumus 5 W 1 H (What, When, Where, Who, Why + How). Peristiwa apa sih yang terjadi? Kapan terjadinya? Dimana kejadian itu? Siapa (saja) yang terlibat dalam kejadian itu? Mengapa hal itu bisa terjadi? Dan, bagaimana kronologi kejadian itu?

Menggunakan rumus 5W1H untuk mengangkat sebuah berita yang didasarkan pada sebuah fakta kejadian, mungkin akan terlihat sangat mudah. Karena setidaknya kita bisa menggunakan panduan pertanyaan dari rumus tersebut. Namun, bagaimana jika berita yang ingin kita angkat itu berdasarkan pada sebuah wawancara? Misalkan, kita ingin mengangkat sebuah isu yang sangat fenomenal & aktual (hot issue), atau informasi terbaru mengenai sebuah prestasi yang diraih. Bagaimana trik menuliskannya?

Kalau melihat lagi beberapa berita yang pernah saya koreksi tersebut, ternyata masih banyak juga dari kita yang masih pemula dalam menuliskan berita, yang mungkin kurang memperhatikan rumus 5W1H. Karena dalam kasus yang saya temui itu, banyak yang tidak menuliskan kapan & dimana wawancara itu dilakukan. Padahal, hal itu juga penting untuk dituliskan. Mengapa? Tentunya agar para pembacanya tidak mengira bahwa kita asal-asalan dalam membuat berita (asal mengambil kutipan pernyataan tanpa bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya).

Di samping memperhatikan unsur When & Where dalam pembuatan berita yang didasarkan pada wawancara, kita juga harus pintar-pintar untuk mengajukan pertanyaan, khususnya pertanyaan tentang isu yang ingin kita angkat. Jika narasumber yang kita wawancarai itu ternyata menyatakan pendapat yang menurut kita tidak sesuai dengan isu, kita boleh-boleh saja kok menggiring pertanyaan kembali agar tetap fokus pada isu yang kita ambil. Dan diantara unsur 5W1H yang harus kita gali lebih dalam adalah unsur Why & How. Pertanyaan pada 2 unsur itulah yang harus kita persiapkan secara matang. Gali informasi sebanyak mungkin pada sang narasumber berdasarkan pada 2 unsur tersebut. Hal ini agar berita yang kita buat menjadi lebih lengkap dan informasi yang diterima oleh pembaca tidak setengah-setengah.

Jadi, trik menuliskan berita berdasarkan wawancara itu adalah :

1. Perhatikan Rumus 5W1H. Kapan wawancara dilakukan & dimana wawancara itu dilakukan.

2. Gali informasi sebanyak & sejelas mungkin mengacu pada unsur Why & How, pada rumus 5W1H.

3. Fokus pada isu yang dipilih. Dan,

4. Pastikan, apakah isu yang akan diangkat tersebut memiliki nilai berita atau tidak. Bermanfaat atau tidak untuk banyak orang.

Nah, itulah sedikit trik yang bisa saya bagikan. Mudah-mudahan bermanfaat. Dan jika ada yang ingin memberi masukan atau pertanyaan, kolom komentar terbuka lebar untuk teman-teman semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s...

Tulisan Beritaku Dimuat Di Media Online…

Nggak nyangka..benar-benar nggak nyangka. Tulisan berita tentang Langgam Jawa yang kemarin aku buat ditemani sedikit rasa kantuk, ternyata dimuat dibeberapa media berita online. Mungkin ini salah satu keuntungannya aku berada di biro humas UMY. Meski hari pertama aku kaget dan sedikit syok mungkin. Sebab, baru hari pertama sudah disuruh untuk membuat berita. Memang sih, di bangku kuliah aku sudah mendapatkan materi kulih tentang teknik reportase, penulisan berita, penataan surat kabar, editing dan formatologi, tapi tetap saja aku masih kaget. Mungkin karena jangka waktu atau deadline pengumpulan beritanya berbeda, jadi sedikit membuatku syok. Jika di kuliah deadline berita itu 1 minggu, tapi kalau di biro humas ya 1 hari itu juga.. Tapi dari sini aku ternyata bisa belajar, bagaimana aku harus bisa menyelesaikan tulisan berita yang ditugaskn untuk selesai pada hari itu juga. Rasa kantuk, mandek mau nulis apa lagi, perut keroncongan, merasa kurang informasi pendukung beri...