Langsung ke konten utama

Jejak Pertama Part 6

Jejak Pertama Part 6

Story by: Ittazura Nauqi

 30 hari sebelumnya.
Kilatan lampu di dalam ruangan Khalid terpancar. Sesekali lampu dalam ruangannya kembali berkilat. Meninggalkan sekelebat bayangan yang hadir tanpa sepengetahuan pria paruh baya itu. Bayangan itu terbaur dalam kegelapan malam yang dalam hitungan detik ikut menyelimuti ruangan Khalid. 

Khalid nampak tetap tenang. Ia kemudian meraih sebuah lilin yang tersimpan dalam laci mejanya dan menyulutnya. Cahaya kembali menyeruak dalam ruangannya. Tanpa pikir panjang lagi, Khalid melanjutkan pekerjaan penting yang sempat tertunda tadi.

"Aku harus menyelesaikan ini sekarang. Sudah tak ada waktu lagi bagiku menyimpan semua rahasia besar ini." Khalid membatin.

Ya, Khalid tahu sudah menjadi tugasnya menyampaikan kebenaran itu. Walau nyawa taruhannya. Sudah tak ada lagi keraguan dalam hatinya. Tekadnya sudah bulat. Amarahnya pun kian membara layaknya api yang siap melahap habis lilin di hadapannya.

"Ayah, apa yang sedang ayah lakukan?"

Suara seorang perempuan muda berusia 20 tahun membuyarkan konsentrasi Khalid. Penanya terlepas saat menyadari kedatangan anak bungsunya itu. Sebenarnya tak ada yang dikhawatirkan oleh Khalid dari anak gadisnya itu. Ia sudah sangat mengerti dan tahu, jika hanya anak bungsunya itulah yang dapat menjaga rahasia ayahnya.

"Oh, kau rupanya, Rana. Ayah sedang menggali informasi lawan main kita, Rana. Ayah sudah mengumpulkan semua informasi dan data-data yang ayah temui. Can coba kau tebak, apa yang ayah dapatkan?" 

"Hasil yang sangat mengejutkan pastinya. Benar kan ayah?" jawab anak gadisnya itu dengan bersemangat.

"Kau memang anak ayah yang paling cerdas, Rana. Benar sekali. Ayah mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan. Dan akan ayah sampaikan hasil temuan ini pada seluruh penduduk negeri. Tapi sebelum itu, akan ayah simpan rahasia ini di sini."

"Baiklah ayah. Ayah ingin aku menjaga rahasia ini?"

"Ya, Rana. Ayah ingin kau dapat menjaga rahasia ini. Dari siapa pun, bahkan dari saudari-saudarimu."

"Baik ayah. Perintah dilaksanakan!" ujarnya.

Gadis itu pun lantas pergi tanpa berkata sepatah kata pun. Ia meninggalkan ayahnya yang kembali berkutat dengan barisan-barisan angka algoritma, persentase dan deretan huruf-huruf yang menjadi kunci atas sebuah misteri dan rahasia besar yang telah disembunyikan selama lebih dari setengah abad lamanya. 

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s...

Tulisan Beritaku Dimuat Di Media Online…

Nggak nyangka..benar-benar nggak nyangka. Tulisan berita tentang Langgam Jawa yang kemarin aku buat ditemani sedikit rasa kantuk, ternyata dimuat dibeberapa media berita online. Mungkin ini salah satu keuntungannya aku berada di biro humas UMY. Meski hari pertama aku kaget dan sedikit syok mungkin. Sebab, baru hari pertama sudah disuruh untuk membuat berita. Memang sih, di bangku kuliah aku sudah mendapatkan materi kulih tentang teknik reportase, penulisan berita, penataan surat kabar, editing dan formatologi, tapi tetap saja aku masih kaget. Mungkin karena jangka waktu atau deadline pengumpulan beritanya berbeda, jadi sedikit membuatku syok. Jika di kuliah deadline berita itu 1 minggu, tapi kalau di biro humas ya 1 hari itu juga.. Tapi dari sini aku ternyata bisa belajar, bagaimana aku harus bisa menyelesaikan tulisan berita yang ditugaskn untuk selesai pada hari itu juga. Rasa kantuk, mandek mau nulis apa lagi, perut keroncongan, merasa kurang informasi pendukung beri...