Langsung ke konten utama

Sebuah Cerita

Jejak Pertama

By: Ittazura Nauqi

Prolog

"Kau tak kan bisa pergi dari tempat ini," bisik sebuah suara yang sangat dikenalnya. Ia hanya bisa terdiam mematung dalam rebahnya. Tubuhnya tak lagi mampu menahan beban kakinya untuk berpijak. Bau anyir darah perlahan ia rasakan, namun tak tahu dari mana asalnya.

Sementara itu, pemilik suara tadi terus mendekati. Ia merasa dunianya akan hancur, saat orang yang berbisik tadi perlahan mengangkat sebuah botol kecil berisi cairan berwarna merah darah, dan mendekatkan pada bibirnya.

"Kupikir, kau tak kan keberatan jika aku menumpahkan sedikit cairan ini ke dalam tubuhmu," bisik suara itu lagi sambil menyeringai tajam. Pemilik suara itu kembali mengangkay botol kecil di tangannya, tapi kemudian menjauhkannya. Lelaki paruh baya itu menghela perlahan. Aku selamat.

Namun beberapa detik kemudian, ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Dadanya terasa sesak dan panas. Ia pun mencoba bergerak dan membalikkan badannya untuk merangkak pergi dari tempat itu. Sementara langkah kaki pemilik suara tadi mulai ia rasakan menjauh dari tempatnya berada. Dan pintu pun berdebum dengan sangat keras.

Di luar bangunan itu, seorang lelaki bertubuh tegap dan tinggi berjalan perlahan. Seringai senang di wajahnya membias kegelapan malam. Ia masih teringat raut ketakutan di wajah lelaki itu, saat ia mendekatkan botol kecil itu di bibirnya. Lelaki bodoh itu tak kan pernah berpikir aku telah menumpahkan cairan itu ke dalam tubuhnya, dan dalam waktu 30 menit lagi ia pasti sudah mati membeku. Dia terus melangkah pergi, meninggalkan tubuh kaku itu sendiri. Dia tahu, misi sucinya baru saja ia mulai. 

****


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

_ODOK 4_ Siapakah Kita?

Pernahkah terlintas di benak kita, siapakah diri kita sebenarnya? Apakah yang membedakan antara diri kita dengan orang lain? Pada kesempatan kali ini, saya ingin kembali mengulas sebuah kata bijak. Semoga pembaca tak bosan mendengarkan ocehan saya melalui tulisan ini ya,  hehe. Em... apakah para pembaca sudah bisa menebak kata bijak seperti apa yang akan saya ulas? Dan siapa yang mengucapkan kata bijak itu? (yang sudah tahu silahkan tunjuk hidung) :D Oke. Kata bijak itu berbunyi begini, " Bukan keahlian yang menunjukkan siapa kita sebenarnya. Tapi pilihan yang kita ambil ." Sudah cukup jelas khan ?! Ya, kita yang sebenarnya tidak dilihat dari keahlian yang kita miliki. Tapi pilihan yang kita ambillah yang menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Dan tentunya, hal itu juga yang membedakan kita dengan orang lain. Sampai di sini juga rasanya sudah jelas, bagaimana kita menilai diri kita sendiri. Atau, jika pun masih belum bisa, mungkin kita bisa bersama-sama menyimak dan m...

Jangan Tinggalkan Islam Pada Generasi Yang Lemah

Teks Pidato Keislaman Assalamu’alaikum Wr. Wb. الحمد لله رب العالمين والصلاة و السلام على ا شرف الانبياء و المرسلين و على اله وصحبه و من تبعه باحسان الى يوم القيا مة. اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمد عبده و رسوله لا نبيا ولا رسول بعده. Bapak-bapak, ibu-ibu, serta saudara-saudaraku yang dirahmati Allah. Tiada sepatah kata pun yang dapat kita ucapkan pada saat ini selain ucapan tahmid dan tasbih kepada satu-satunya sandaran hidup kita Allah swt, yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan dan rahmat-Nya kepada kita yang tentunya tak terhitung jumlahnya. Shalawat disertai salam semoga tetap tercurahkan kepada uswah dan suri teladan kita, Nabi Muhammad saw. Atas perjuangan beliaulah saat ini kita dapat mengenal Islam, Dien yang diridhoi oleh Allah swt dengan berbagai aturan yang menata kehidupan kita di dunia dan akhirat. Hadirin sekalian yang berbahagia. Ajaran Islam yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw yang kini kita kenal dan kita anut, tentunya tidak...