Langsung ke konten utama

#ODOK 3# Kata-Kata Bijak Albus Dumbledore

 
Siapa yang tak kenal tokoh satu ini. Perawakannya tinggi dan masih cukup kuat menyangga dirinya, walau sudah berusia ratusan tahun. Rambutnya yang putih disertai jambangnya yang panjang juga semakin menambah kebijaksanaannya. Ia juga merupakan penyihir terkuat di dunia dan sekaligus menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah sihir ternama. Hogwarts. Siapakah tokoh yang saya maksudkan itu? Ya, dia adalah Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore.

Jikalau yang membaca tulisan ini adalah Anda-Anda pecinta dan penyuka novel maupun film Harry Potter, tentunya sudah sangat kenal bukan dengan tokoh itu?! Tapi di sini saya tidak akan banyak membahas tentang ciri-ciri maupun karakter Albus Dumbledore dalam novel maupun film Harry Potter. Saya hanya akan menuliskan satu persatu kata-kata bijak yang diucapkan oleh Dumbledore pada Harry. Kata-kata bijak tersebut saya dapatkan saat saya menonton film Harry Potter untuk kesekian kalinya. Saya katakan kesekian kalinya, sebab sudah tak terhitung berapa kali sudah saya menonton serial Harry Potter ini, dari bagian pertama hingga ketujuh, sudah saya lahap habis berkali-kali. Dan tak pernah bosan menontonya.

Baiklah, saya lanjutkan lagi mengenai kata-kata bijak dari Dumbledore tadi. Pada bagian pertama film Harry Potter yang berjudul Harry Potter and the Philosopher's Stone, ada saat dimana Harry Potter hampir menghabiskan waktunya di hadapan sebuah cermin. Cermin besar itu memang bisa menampakkan pada orang yang sedang bercermin tentang masa lalu, atau masa depan yang diinginkan oleh orang itu. Sementara Harry yang saat itu sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya karena dibunuh oleh Lord Voldemort (penyihir jahat dan musuh utama Harry), memang belum punya waktu banyak untuk mengukir kenangan-kenangan indah. Hingga saat Harry menemukan cermin itu dia memandang dirinya sedang diapit oleh ayah dan ibunya. Dan itu membuat Harry senang, sampai-sampai dia membangunkan Ronald Weasley, sahabatnya, untuk menunjukkan kedua orang tua Harry padanya. Namun, yang nampak oleh Ron bukanlah wajah ayah dan ibu Harry, melainkan dirinya sendiri di masa depan.

Merasa bahwa hanya dirinya saja yang dapat melihat kedua orang tuanya, Harry akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu liburnya di hadapan cermin itu. Hingga akhirnya Albus Dumbledore menghampiri Harry yang sedang duduk mendekap kedua lututnya sambil menatapi cermin itu. Dumbledore menanyakan pada Harry apakah dirinya sedang menikmati gambaran dirinya dan kedua orang tuanya di cermin itu. Dumbledore pun menjelaskan pada Harry perihal kelebihan cermin itu. Sampai akhirnya Dumbledore memberikan pesan pada Harry untuk tidak terlarut oleh masa lalu. Mengatakan pada Harry untuk jangan hidup dalam mimpi-mimpi masa lalu, sebab itu akan membuatnya lupa akan masa depan.

Itulah kata-kata bijak dari Albus Dumbledore. Memang hanya dalam satu adegan saja kata-kata itu diucapkan. Namun, kata-kata itu sudah memiliki pesan yang kuat bagi Harry, dan tentunya juga para penontonnya. Kita bisa mengambil pelajaran dari kata-kata Dumbledore itu, bahwa kita juga tak mestinya selalu menoleh ke belakang dan terlarut dengan kenangan masa lalu. Sebab pastinya itu akan menghambat kita untuk melakukan sesuatu yang lebih berharga untuk masa depan kita. Jika boleh juga saya berkata, bolehlah kita terkenang dengan masa lalu itu, namun ada baiknya jika kita bisa melakukan hal baik di masa sekarang untuk menjadikan kenangan masa lalu itu menjadi lebih indah lagi di masa mendatang.

Film maupun novel Harry Potter ini memang hanyalah kisah fantasi belaka. Namun, satu hal yang juga tak luput dari perhatian penulisnya, JK. Rowling, ia tetap memasukkan kata bijak dalam setiap bagian ceritanya. Barangkali yang tertangkap jelas oleh saya baru sebatas satu kata bijak itu saja. Tapi bisa jadi, masih ada kata-kata bijak lainnya yang dapat juga ditemukan dalam bagian pertama serial Harry Potter ini. Tinggal mampukah kita untuk tetap membuka hati dan pikiran saat menikmati setiap bagian cerita Harry Potter ini, agar kita bukan hanya terhibur oleh jalan ceritanya tapi juga mendapatkan satu, dua, atau banyak kata yang bisa kita jadikan bahan renungan dan pembelajaran.

Saya rasa ulasan pertama tentang kata-kata bijak dari Albus Dumbledore cukup sampai di sini dulu. Untuk ulasan selanjutnya tunggu di ODOK berikutnya. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s...

Tulisan Beritaku Dimuat Di Media Online…

Nggak nyangka..benar-benar nggak nyangka. Tulisan berita tentang Langgam Jawa yang kemarin aku buat ditemani sedikit rasa kantuk, ternyata dimuat dibeberapa media berita online. Mungkin ini salah satu keuntungannya aku berada di biro humas UMY. Meski hari pertama aku kaget dan sedikit syok mungkin. Sebab, baru hari pertama sudah disuruh untuk membuat berita. Memang sih, di bangku kuliah aku sudah mendapatkan materi kulih tentang teknik reportase, penulisan berita, penataan surat kabar, editing dan formatologi, tapi tetap saja aku masih kaget. Mungkin karena jangka waktu atau deadline pengumpulan beritanya berbeda, jadi sedikit membuatku syok. Jika di kuliah deadline berita itu 1 minggu, tapi kalau di biro humas ya 1 hari itu juga.. Tapi dari sini aku ternyata bisa belajar, bagaimana aku harus bisa menyelesaikan tulisan berita yang ditugaskn untuk selesai pada hari itu juga. Rasa kantuk, mandek mau nulis apa lagi, perut keroncongan, merasa kurang informasi pendukung beri...