Langsung ke konten utama

Daripada Meratapi Nasib, Nyok Tulis yang Lain lagi!

Pengumuman pemenang lomba Blog Ide Untuk Suramadu sudah diumumkan. Dari mereka yang menang sih memang kelihatan banget, idenya apa, solusinya apa. Tapi ya sudahlah, tak apa, yang terpenting aku juga sudah ikut berpartisipasi menyumbangkan ide untuk perkembangan dan pembangunan di wilayah Suramadu. Barangkali saja ada secuil ideku yang ikut direalisasikan. :)

Lanjut... Daripada meratapi nasib tulisan yang kemarin nggak menang, mendingan aku nulis cerita terbaruku saja. Cerita tentang pengalaman pertamaku bertemu orang-orang Palestina. Tapi sebelumnya jangan dibayangin aku ketemu mereka di sana ya (di Palestina). Melainkan orang-orang Palestinanya yang datang ke Indonesia. Emang ngapain mereka ke sini? Mereka ke sini, ke Indonesia itu untuk menggalang dana. Mereka ngadain konser ke negara-negara di seluruh dunia, untuk ngedapetin dukungan biar Palestina itu merdeka. Ya, freedom for Palestine!!!

Lah kok masih sempat-sempatnya ya mereka ngadain konser ke negara-negara lain? Bukannya mereka di sana itu lagi berjuang untuk hidup juga?!

Hm.... ya, mungkin kalian perlu tahu juga. Orang-orang Palestina itu, nggak semuanya hidup dan tinggal di Gaza. Tahu Gaza kan? Daerah di mana penduduk Palestina selalu mendapat tekanan dan serangan dari Israel. Nah, mereka yang nggak tinggal di Gaza itu masih bisa pergi ke negara lain dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan kondisi yang lumayan nyaman, seperti bekerja di kantor, sekolah, kuliah, dan sebagainya.  

Dari informasi yang aku terima, 12 orang Palestina yang datang ke Indonesia itu tinggalnya di Jerusalem dan Ramallah. Nah, dua diantaranya tinggal di Al-Quds, mereka berdua inilah yang kemudian mengkoordinir dan mengumpulkan 10 orang lainnya yang tinggal di Jerusalem dan Ramallah. Kenapa harus mereka berdua yang ngurus? Ya karena cuma mereka berdua aja yang bebas keluar masuk kawasan Israel dan Palestina. Sementara yang tinggalnya di Jerusalem atau pun Ramallah masih harus berurusan dengan segala hal tetek bengek masalah administrasi. Belum lagi dengan salah dua dari mereka yang asli lahirnya di Palestina, wuh, bisa berjam-jam katanya cuma biar bisa masuk ke Jerusalem atau dari Jerusalem ke Ramallah.

Nah, mereka ber-12 inilah yang akhirnya bisa datang ke negara-negara lain untuk menggalang dana, dan meminta dukungan agar Palestina bisa merdeka, serta bisa hidup damai seperti negara-negara lainnya di belahan bumi ini. Selain itu, mereka itu juga dari kelompok Fatah. Kalian tahu kan kalau di Palestina itu ada dua kelompok yang sama-sama memperjuangkan Palestina biar merdeka?! Ya, Fatah dan Hamas. Tapi... mereka tentunya juga punya cara tersendiri dalam meraih impian besar itu. Namun, tujuan mereka tetap satu, Freedom for Palestine!

Ya, mungkin itu dulu ya openingnya. Untuk cerita berikutnya nanti aku lanjutin lagi. Udah sore nih, kudu siap-siap buat maghriban dan masih ada keperluan lain yang harus kuselesaikan. Hehehe. Jangan bosan-bosan mampir di blogku ya... :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Ide Abstrak

Tidak peduli apa yang orang katakan padamu, kata dan ide bisa mengubah dunia. (Robbin Williams Dari film Dead Poet's Society) Ngomong-ngomong tentang ide, saya punya dua ide abstrak. Bisa jadi dua ide ini beberapa tahun yang akan datang akan menjadi kenyataan dan akan kita temui di dunia nyata. Dua ide yang mencuat dari pikiran saya itu adalah: 1. Ada alat yang bisa merekam mimpi manusia saat ia tertidur. 2. Ada alat yang bisa memanggil dengan kata kunci tertentu saat kita membaca Koran.  Baiklah, akan saya jelaskan dulu mengapa saya sampai punya dua ide itu. Pertama , saat saya atau kita semua dalam kondisi tidur, ada waktu dimana pikiran kita berada di dunianya sendiri, yakni dunia mimpi. Saat itu kita hidup di dunia kedua kita, alam mimpi. Berbagai macam hal tak terduga dan tak terdefinisi di dunia nyata akan kita temui dalam dunia kedua itu. Bahkan, bentuk-bentuk dan rupa-rupa manusia atau makhluk hidup lainnya tak menutup kemungkinan akan kita temui pula. Ambi

Dakwah Kontekstual di Era Digital

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya globalisasi di dunia ini baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya telah menjadikan kehidupan manusia mengalami alienasi , keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian umat manusia. Selama masih ada manusia yang hidup di muka bumi ini, selama itu pula lah satu hal yang dinamakan Dakwah itu perlu ada bahkan wajib ada. Karena setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah, baik sebagai kelompok maupun individu, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dalam segi ilmu, tenaga, dan daya. Dengan derasnya arus globalisasi yang juga menimpa umat islam, pelaksanaan dakwah seperti mengejar layang-layang yang putus. Artinya hasil-hasil yang diperoleh dari dakwah selalu ketinggalan dibanding dengan maraknya kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah konsep dakwah yang sesuai dengan perkembangan

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan