Langsung ke konten utama

Just Call On Him : Allah

"Just take a step and open your eyes
Put your trust in Him and it'll be alright
Just call on Him He will hear __ Allah "

Adakah yang tahu bagaimana rasanya mendapat satu tamparan yang membuat nyalimu ciut, harapanmu memudar, dan keyakinanmu goyah? Aku tahu. Aku tahu persis bagaimana rasanya itu. Saat perlahan mulai menerima keadaan yang terjadi, dan mencoba menyerahkan semuanya pada Sang Maha Kuasa, tiba-tiba dirimu mendapat tamparan keras. Bukan tamparan tangan, melainkan tamparan kata yang membuat ulu hatimu serasa ditusuk ribuan jarum.

Mungkin, tamparan kata itu tidak akan begitu menyakitkan jika itu musuhmu yang mengatakan. Tapi akan beda rasanya jika kata itu keluar dari orang-orang terdekatmu. Apa yang akan kamu lakukan saat itu terjadi? Jika itu aku, dan karena itu aku, aku hanya bisa menyunggingkan sedikit senyum. Namun hati terasa sesak, air mata pun serasa ingin meluncur deras dari kedua ujung mata. Beruntunglah saat itu kepercayaanku pada Sang Pemilik Cinta lebih besar dari keinginanku untuk membalas tamparan kata itu. Biarlah ketika itu aku hanya bisa terdiam, tapi yang kutahu hatiku tak akan pernah membisu.

Kuletakkan kembali kepercayaan dan keyakinanku pada Tuhan, Sang Pemilik Alam Raya ini. Kusebut nama-Nya berulang kali tanpa jeda. Hanya demi mendapat ketenangan dan menggapai dekapan kasih-Nya. Sebab kupercaya, selama hati dan mulut ini menyebut nama-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan menyandarkan harapan serta percaya akan kuasa-Nya, tak akan ada yang mustahil di dunia ini. Tabir akan tersibak, layar akan terkembang, dan impian akan menemui jalannya mengantarkanmu pada satu tujuan pasti yang telah lama terpendam dalam balutan doa dan harapan.

Just call on Him, Allahu Rabbi... and He will hear. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Ide Abstrak

Tidak peduli apa yang orang katakan padamu, kata dan ide bisa mengubah dunia. (Robbin Williams Dari film Dead Poet's Society) Ngomong-ngomong tentang ide, saya punya dua ide abstrak. Bisa jadi dua ide ini beberapa tahun yang akan datang akan menjadi kenyataan dan akan kita temui di dunia nyata. Dua ide yang mencuat dari pikiran saya itu adalah: 1. Ada alat yang bisa merekam mimpi manusia saat ia tertidur. 2. Ada alat yang bisa memanggil dengan kata kunci tertentu saat kita membaca Koran.  Baiklah, akan saya jelaskan dulu mengapa saya sampai punya dua ide itu. Pertama , saat saya atau kita semua dalam kondisi tidur, ada waktu dimana pikiran kita berada di dunianya sendiri, yakni dunia mimpi. Saat itu kita hidup di dunia kedua kita, alam mimpi. Berbagai macam hal tak terduga dan tak terdefinisi di dunia nyata akan kita temui dalam dunia kedua itu. Bahkan, bentuk-bentuk dan rupa-rupa manusia atau makhluk hidup lainnya tak menutup kemungkinan akan kita temui pula. Ambi

Dakwah Kontekstual di Era Digital

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya globalisasi di dunia ini baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya telah menjadikan kehidupan manusia mengalami alienasi , keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian umat manusia. Selama masih ada manusia yang hidup di muka bumi ini, selama itu pula lah satu hal yang dinamakan Dakwah itu perlu ada bahkan wajib ada. Karena setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah, baik sebagai kelompok maupun individu, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dalam segi ilmu, tenaga, dan daya. Dengan derasnya arus globalisasi yang juga menimpa umat islam, pelaksanaan dakwah seperti mengejar layang-layang yang putus. Artinya hasil-hasil yang diperoleh dari dakwah selalu ketinggalan dibanding dengan maraknya kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah konsep dakwah yang sesuai dengan perkembangan

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan