Langsung ke konten utama

# ODOK 5 # Dunia Milik Kita Sepenuhnya

Dimana sih sebenarnya dunia yang menjadi milik kita sepenuhnya? Barangkali kita pernah merasa menjadi pengontrol dari jalan hidup kita. Membelokkan jalan ceritanya sesuai dengan keinginan kita sendiri. Pernah tidak kamu merasakan hal itu?

Saat dirimu berada di suatu tempat, entah itu tempat asing yang belum terjamah, ataupun tempat dimana kamu tinggal dan kamu merasakan sesuatu yang berbeda. Merasakan menjadi pemeran dalam cerita itu, sekaligus sutradaranya. Terkadang, jalan cerita yang kamu alami kala itu tak lebih hanyalah sebuah kisah tragis, yang membuatmu meraung sejadi-jadinya. Merasakan kesedihan yang teramat dalam, bahkan hingga untuk berkata pun kamu tak sanggup.

Tapi kemudian, otakmu mulai berputar. Mencari jalan keluar melewati terowongan gelap yang menyelimutimu. Sampai kakimu bisa melangkah cepat, seolah diterbangkan oleh angin. Dan akhirnya cahaya terang pun kau temui. Bersihnya udara dan hamparan hijau pepohonan dengan bunga berwarna-warni yang sedang bermekaran, juga menghampiri penglihatanmu. Menebarkan aroma kedamaian yang membuatmu ingin terbaring di tengah rerumputan hijau itu.

Lain waktu, kau dapati dirimu berdiri tepat di hadapan kekasihmu, yang kau tahu saat itu mustahil bertemu dengannya. Sebab dirinya berada jauh darimu. Tapi saat itu, dirimu bisa berdampingan dengannya. Berhadapan dengannya. Merasakan hangat genggaman tangannya, dan aroma tubuhnya yang bisa kau cium hanya dalam jarak 1 centimeter. Lalu, saat sejenak matamu terbuka, tak kau dapati dirinya di hadapanmu. Kosong. Dan tanpa berpikir panjang lagi, matamu mengatup lagi. Dalam gelap cahaya alam, di sanalah kau temui lagi kekasihmu. Beberapa saat lamanya, kamu tetap berdiri di hadapannya, sembari tersenyum puas.

Oke, sampai di sini sepertinya sudah ada yang bisa membaca arah tulisan ini. :) . Ya, saya berbicara tentang mimpi. Dunia lain yang ada dalam kepala kita, saat kita tertidur. Tapi, diantara kita adakah yang mengetahui satu kata bijak tentang mimpi? Jika belum ada yang mengetahui, simak terus ya tulisan ini, :).

Sahabat pembaca setia blogger, (semoga tidak bosan dengan ini) masih ingat tidak dengan film Harry Potter? Film fantasi sihir yang mendunia dan men-Indonesia (karena banyak penggemarnya di Indonesia juga, jadi saya sebut men-Indonesia, hehe). Di balik film dan cerita Harry Potter pada setiap bagiannya itu, ternyata masih menyimpan beberapa kata bijak yang patut kita catat dan pikirkan.

Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan mengambil satu kata bijak dari serial film dan novel Harry Potter yang ke-3. Ada yang tahu judul novel dan film Harry Potter yang ketiga ini? Ya, benar sekali, Harry Potter and the Prisoner of Azkaban adalah judul novel dan film Harry Potter yang ketiga, yang bercerita tentang kaburnya Sirius Black dari penjara sihir, Azkaban.

Dalam serial ketiganya JK. Rowling ini, ada percakapan antara Prof. Snape dengan Prof. Dumbledore. Keduanya membicarakan tentang Sirius Black yang diketahui mulai menyusup masuk ke Hogwarts. Sebenarnya, Snape dan Dumbledore sudah tahu siapa Sirius itu sebenarnya. Namun keduanya masih enggan memberitahukan Harry, karena mengkhawatirkan keadaan Harry ke depannya. Akhirnya, muncullah percakapan diantara kedua professor ini.

Snape           : "Bagaimana dengan Potter, perlukah kita memberitahukannya?"

Dumbledore : "Barangkali. Tapi untuk kali ini, biarkan ia tertidur. Karena dalam mimpi, kita masuk ke dalam dunia yang sepenuhnya milik kita. Biarkan mereka berenang di lautan terdalam. Atau melayang di awan yang tertinggi."

Ya, itulah sedikit percakapan dari Snape dan Dumbledore. Dari kata-kata Dumbledore itu, pertanyaan yang saya ajukan pertama kali di awal tulisan ini, terjawab sudah. Karena hanya dalam dunia mimpilah, kita bisa masuk ke dalam dunia yang sepenuhnya milik kita. Kita akan banyak menemukan hal-hal baru, aneh, bahkan gila yang tak mungkin kita temui dalam dunia nyata. Apa yang kita temui dalam dunia mimpi itu, bisa jadi sebagiannya akan benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Tapi selebihnya, hal-hal itu bisa menjadi inspirasi hidup kita. Menjadikannya sumber kekuatan saat dalam dunia nyata hal-hal pahit kita kecap. Atau setidaknya, apa yang kita temui dalam dunia mimpi itu, bisa membuat kita tersenyum lebar menyambut hari saat terjaga dari kelelapan.  :)

Ya, dunia mimpi, adalah dunia yang menjadi milik kita sepenuhnya. Karena kitalah yang menjalani, dan kita jugalah yang menjadi pengarah jalan ceritanya. :)




Komentar

  1. tapi terkadang kita ngga bisa mengontrol 'dunia mipi' kita secara leluasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. merem lagi aja kalau misal kebangun dan mimpinya terputus. hehe.. tapi kalau udah adzan subuh mah ya jngan merem lagi.. hehe

      Hapus
  2. Dalam mimpi kita masuk pada dunia yang sepenuhnya milik kita, ini kata-kata yang saya suka. Sebagai blogger, saya mau mengaplikasikan ini untuk membangun blog, saya ingin ngeblog tentang apa yang menjadi impian saya, membahas ap yang menjadi impian saya, supaya saya bisa bebas di sana!

    BalasHapus
    Balasan
    1. siiippp... kang dana.. :D sedelapan.. :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s...

Tulisan Beritaku Dimuat Di Media Online…

Nggak nyangka..benar-benar nggak nyangka. Tulisan berita tentang Langgam Jawa yang kemarin aku buat ditemani sedikit rasa kantuk, ternyata dimuat dibeberapa media berita online. Mungkin ini salah satu keuntungannya aku berada di biro humas UMY. Meski hari pertama aku kaget dan sedikit syok mungkin. Sebab, baru hari pertama sudah disuruh untuk membuat berita. Memang sih, di bangku kuliah aku sudah mendapatkan materi kulih tentang teknik reportase, penulisan berita, penataan surat kabar, editing dan formatologi, tapi tetap saja aku masih kaget. Mungkin karena jangka waktu atau deadline pengumpulan beritanya berbeda, jadi sedikit membuatku syok. Jika di kuliah deadline berita itu 1 minggu, tapi kalau di biro humas ya 1 hari itu juga.. Tapi dari sini aku ternyata bisa belajar, bagaimana aku harus bisa menyelesaikan tulisan berita yang ditugaskn untuk selesai pada hari itu juga. Rasa kantuk, mandek mau nulis apa lagi, perut keroncongan, merasa kurang informasi pendukung beri...