Seorang lelaki berambut cepak, melangkah cepat. Memasuki gedung bertingkat lima yang berdiri megah. Baju hitamnya kusut, bertuliskan "Loper Koran".
"Ini pak, korannya," ujar sang Loper Koran.
"Nggeh Mas, matur nuwun nggeh...," jawab seorang petugas Front Office sembari menerima koran itu.
"Nggeh pak." Sang Loper Koranpun membalikkan badannya. Ia bergegas meninggalkan gedung yang hampir mencakar langit itu.
Lima langkah ia keluar dari pintu, kakinya berhenti bergerak. Kaku. Berlembar-lembar koran yang disangga tangan kirinya berjatuhan. Seiring dengan sebuah bunyi debaman keras menghantam lantai.
"Loh, Mas! Mas... Pak satpam...," seorang wanita berteriak memecah kesunyian.
"Seorang satpam yang berjaga segera menghampiri. Raut wajahnya terlihat bingung. Melihat seorang lelaki gemuk yang tergelatak tak berdaya.
Lima menit berselang. Bunyi sirine menggaung di halaman gedung. Menyingkirkan puluhan orang yang mengerumuni orang itu. Saat enam orang mencoba mengangkat lelaki itu, sosok lain yang tak terlihat mengikuti mereka. Membawa pergi sang Loper Koran.
_the end_
"Ini pak, korannya," ujar sang Loper Koran.
"Nggeh Mas, matur nuwun nggeh...," jawab seorang petugas Front Office sembari menerima koran itu.
"Nggeh pak." Sang Loper Koranpun membalikkan badannya. Ia bergegas meninggalkan gedung yang hampir mencakar langit itu.
Lima langkah ia keluar dari pintu, kakinya berhenti bergerak. Kaku. Berlembar-lembar koran yang disangga tangan kirinya berjatuhan. Seiring dengan sebuah bunyi debaman keras menghantam lantai.
"Loh, Mas! Mas... Pak satpam...," seorang wanita berteriak memecah kesunyian.
"Seorang satpam yang berjaga segera menghampiri. Raut wajahnya terlihat bingung. Melihat seorang lelaki gemuk yang tergelatak tak berdaya.
Lima menit berselang. Bunyi sirine menggaung di halaman gedung. Menyingkirkan puluhan orang yang mengerumuni orang itu. Saat enam orang mencoba mengangkat lelaki itu, sosok lain yang tak terlihat mengikuti mereka. Membawa pergi sang Loper Koran.
_the end_
Komentar
Posting Komentar