Emm.. dapat juga bahan untuk ditulis.
Baru saja, beberapa menit yang lalu, percakapan diantara anak manusia sedikit menggelitik. Aku yang hanya memperhatikan dan mendengarkan, hanya menyimak saja. Mereka bercerita tentang pencurian, tentang maling. Kasus pencurian yang sudah sering terjadi pada anak kos. Namun hanya banyak ditemukan di kos-kosan yang tempatnya berdekatan dengan kampus.
Sempat terbesit juga dalam benak. "Bagaimana nantinya kalau aku yang hidup di kos? Ah, tapi tidaklah. InsyaAllah akan aman," batinku berkata.
Kulanjutkan lagi menyimak percakapan mereka. Katanya, mereka sudah melaporkan pencurian itu ke polisi. Tapi ada yang menarik, kasus yang dilaporkan oleh anak kos itu ternyata di kepolisian sudah menjadi kasus ke-100 yang terjadi di kos-kosan dekat kampus. Wow!
Namun, kata mereka nampaknya itu masih sebatas jadi catatan belaka. Sebab, pada beberapa kasus yang dilaporkan nyatanya "sulit" sekali ditindak lanjuti, atau mungkin dibiarkan saja oleh pihak berwajib. Bahkan pada kejadian serupa, si korban yang akhirnya memecahkan sendiri kasusnya dan menemukan barang serta pencurinya. Dan hal lain lagi, jikapun yang berwajib bersedia menolong korban pencurian itu, barang yang sudah ditemukan masih ditahan dulu "sejenak" selama 1 tahun. Tapi jika si korban tetap ingin mengambil barangnya saat itu, maka harus ada uang tebusannya.
Hmm...memang, tanpa uang kita bisa apa!
Mungkin juga butuh uang untuk melaporkan sebuah kasus. Butuh uang juga mungkin, agar mereka bersedia menolong kita yang tertimpa musibah. Sepertinya, saat ini uang memang sudah menjadi segala-galanya. Bahkan hukum pun juga butuh uang. Sungguh, uang kini juga sudah menjadi sebuah barang yang sangat berbahaya! Bahkan mungkin bisa mematikan!
Baru saja, beberapa menit yang lalu, percakapan diantara anak manusia sedikit menggelitik. Aku yang hanya memperhatikan dan mendengarkan, hanya menyimak saja. Mereka bercerita tentang pencurian, tentang maling. Kasus pencurian yang sudah sering terjadi pada anak kos. Namun hanya banyak ditemukan di kos-kosan yang tempatnya berdekatan dengan kampus.
Sempat terbesit juga dalam benak. "Bagaimana nantinya kalau aku yang hidup di kos? Ah, tapi tidaklah. InsyaAllah akan aman," batinku berkata.
Kulanjutkan lagi menyimak percakapan mereka. Katanya, mereka sudah melaporkan pencurian itu ke polisi. Tapi ada yang menarik, kasus yang dilaporkan oleh anak kos itu ternyata di kepolisian sudah menjadi kasus ke-100 yang terjadi di kos-kosan dekat kampus. Wow!
Namun, kata mereka nampaknya itu masih sebatas jadi catatan belaka. Sebab, pada beberapa kasus yang dilaporkan nyatanya "sulit" sekali ditindak lanjuti, atau mungkin dibiarkan saja oleh pihak berwajib. Bahkan pada kejadian serupa, si korban yang akhirnya memecahkan sendiri kasusnya dan menemukan barang serta pencurinya. Dan hal lain lagi, jikapun yang berwajib bersedia menolong korban pencurian itu, barang yang sudah ditemukan masih ditahan dulu "sejenak" selama 1 tahun. Tapi jika si korban tetap ingin mengambil barangnya saat itu, maka harus ada uang tebusannya.
Hmm...memang, tanpa uang kita bisa apa!
Mungkin juga butuh uang untuk melaporkan sebuah kasus. Butuh uang juga mungkin, agar mereka bersedia menolong kita yang tertimpa musibah. Sepertinya, saat ini uang memang sudah menjadi segala-galanya. Bahkan hukum pun juga butuh uang. Sungguh, uang kini juga sudah menjadi sebuah barang yang sangat berbahaya! Bahkan mungkin bisa mematikan!
Komentar
Posting Komentar