Langsung ke konten utama

Bukan Lagi Media (nya) Massa

Makin bingung saja jadinya. Media massa yang harusnya memberikan informasi secara objektif dan menjadi cermin pemerintah, nyatanya masih ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan segelintir orang. Apalagi menjelang Pemilu 2014 tahun ini. Sangat sulit sekali membedakan mana yang benar-benar dengan mana yang pencitraan. Satu media dengan media lainnya saling serang. Media massa yang saya maksud di sini tidak hanya terbatas pada koran dan televisi saja, tapi lebih luas dari itu, yakni media massa online. 

Membaca berita dari satu koran ke koran lainnya, dari satu situs online ke situs lainnya, yang saya lihat hanya satu. Saling serang dan mempertahankan kepentingan. Satu media mengunggulkan seseorang, satu lagi menjatuhkan. Mencari media massa yang benar-benar netral pun susah. Karena dari mereka memang tidak ada yang bisa benar-benar netral. Mereka hampir selalu memiliki kepentingan lain di balik berita atau informasi yang disajikan. 

Media massa di tahun 2014 ini, sudah berubah menjadi media politik. Bukan lagi medianya massa (publik). Karena massa hanya dijadikan objek untuk meningkatkan popularitas. Semakin banyak massa memakan info mengenai satu orang, semakin dia terkenal dan massa akan bersimpati padanya. Mengerti dan tahu apa saja yang dilakukannya. Padahal, apa yang dilakukan saat disorot oleh media, belum tentu itu yang sebenarnya. Karena bisa jadi, itu hanya secuil pencitraan. 

Saya ambilkan contoh dari beberapa link berita, dan bagaimana pendapat kita setelah membaca tulisan dalam link itu? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s...

Tulisan Beritaku Dimuat Di Media Online…

Nggak nyangka..benar-benar nggak nyangka. Tulisan berita tentang Langgam Jawa yang kemarin aku buat ditemani sedikit rasa kantuk, ternyata dimuat dibeberapa media berita online. Mungkin ini salah satu keuntungannya aku berada di biro humas UMY. Meski hari pertama aku kaget dan sedikit syok mungkin. Sebab, baru hari pertama sudah disuruh untuk membuat berita. Memang sih, di bangku kuliah aku sudah mendapatkan materi kulih tentang teknik reportase, penulisan berita, penataan surat kabar, editing dan formatologi, tapi tetap saja aku masih kaget. Mungkin karena jangka waktu atau deadline pengumpulan beritanya berbeda, jadi sedikit membuatku syok. Jika di kuliah deadline berita itu 1 minggu, tapi kalau di biro humas ya 1 hari itu juga.. Tapi dari sini aku ternyata bisa belajar, bagaimana aku harus bisa menyelesaikan tulisan berita yang ditugaskn untuk selesai pada hari itu juga. Rasa kantuk, mandek mau nulis apa lagi, perut keroncongan, merasa kurang informasi pendukung beri...