Langsung ke konten utama

Jangan Tinggalkan Islam Pada Generasi Yang Lemah

Teks Pidato Keislaman


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
الحمد لله رب العالمين والصلاة و السلام على ا شرف الانبياء و المرسلين و على اله وصحبه و من تبعه باحسان الى يوم القيا مة. اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمد عبده و رسوله لا نبيا ولا رسول بعده.
Bapak-bapak, ibu-ibu, serta saudara-saudaraku yang dirahmati Allah.
Tiada sepatah kata pun yang dapat kita ucapkan pada saat ini selain ucapan tahmid dan tasbih kepada satu-satunya sandaran hidup kita Allah swt, yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan dan rahmat-Nya kepada kita yang tentunya tak terhitung jumlahnya.

Shalawat disertai salam semoga tetap tercurahkan kepada uswah dan suri teladan kita, Nabi Muhammad saw. Atas perjuangan beliaulah saat ini kita dapat mengenal Islam, Dien yang diridhoi oleh Allah swt dengan berbagai aturan yang menata kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Hadirin sekalian yang berbahagia.

Ajaran Islam yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw yang kini kita kenal dan kita anut, tentunya tidak dibawa tanpa adanya usaha dan kerja keras. Banyak sekali rintangan dan hambatan yang diterima dan dilalui oleh Nabi kita demi menyampaikan dan menyebarkan ajaran Islam ini kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Akan tetapi Nabi Muhammad saw beserta para sahabatnya dengan gigih tetap menyebarkan ajaran Islam ini meski cobaan, cacian, makian, dan sindiran kerap kali mewarnai dakwah Rasulullah saw. Dan pada kesempatan kali ini, demi meneruskan ajaran Islam yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw, izinkan saya untuk menyampaikan betapa pentingnya adanya generasi penerus dan  “Jangan Tinggalkan Islam Pada Generasi yang Lemah.”  

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah

Allah swt telah berfirman dan berpesan kepada kita dalam Al-Quran Surah An-Nisa’: 9
|·  
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

Dalam suatu umat pasti ada generasi tua yang mengaharapkan akan ada generasi penerus yang akan meneruskan perjuangannya, ada orang tua yang mengharapkan akan ada anak-anaknya yang dapat meneruskan perjuangan hidup yang telah dijalaninya, dan begitu pula dengan agama Islam. Dan tentunya generasi penerus yang diharapkan adalah generasi yang unggul dan kuat yang benar-benar dapat meneruskan tongkat estafet perjuangan. Bukan generasi yang lemah aqidahnya, ekonominya, spiritualnya, akhlaknya, atau pun ilmunya. 

Hadirin sekalian yang berbahagia.

Dalam perjuangan menegakkan dan meneruskan ajaran Islam, dibutuhkan orang-orang yang kuat untuk melakukannya. Orang yang lemah tidak akan mampu melakukan amanah ini dengan baik. Orang yang lemah aqidahnya, tidak akan bisa meyakinkan orang lain tentang kebenaran dan kesempurnaan ajaran Islam. Sebab masih rendahnya keyakinan yang dia miliki. Oleh karena itu, mukmin yang kuat aqidahnya lebih dibutuhkan oleh agama dalam menegakkan dan meneruskan ajaran Islam ini.

Dalam menegakkan ajaran Islam ini pun tidak akan bisa berjalan lancar tanpa adanya dukungan materi atau harta. Karena Rasulullah saw pernah bersabda bahwa di akhir zaman nanti orang yang menjalankan agama harus perlu menggunakan dinar dan dirham, yaitu harta. Untuk memperoleh harta, maka tentunya kita juga harus memiliki keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang. Dan hal ini penting bagi kita sebagai seorang mukmin, karena dengan mendapatkan pekerjaan dan memperoleh hasil, maka kita akan bisa hidup mandiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Bahkan harta itu pun juga akan sangat berguna bagi kita, karena jika kita telah memiliki kekuatan dalam hal ekonomi dan materi kita juga akan dapat menyumbangkan harta kita demi kelancaran penegakan ajaran Islam.

Hadirin sekalian yang diberkahi Allah

Nabi Ibrahim as pernah berdo’a kepada Allah yang do’anya diabadikan dalam Al-Qur’an surah Ibrahim : 40  
40. Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.

Dalam do’a Nabi Ibrahim tersebut mencerminkan permohonan Nabi Ibrahim akan penerusnya yang selalu menyembah, meminta dan memohon pertolongan hanya kepada Allah swt. Serta permohonan dan harapan Nabi Ibrahim agar dirinya dan keluarga serta penerusnya termasuk dalam golongan yang taat melakukan perintah Allah swt. Dan diantara perintah Allah swt yang paling pokok adalah shalat, oleh sebab itu lah Nabi Ibrahim berdo’a agar penerusnya kelak dapat melaksanakan perintah Allah swt ini dengan baik. Karena jika shalatnya telah baik, maka perbuatan lainnya pun juga akan menjadi baik. Dan akan membentuk spiritualitas yang kuat dan akhlak serta pribadi yang baik dan mulia.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah.

Kuat aqidah, ekonomi, spiritual, dan akhlak semuanya bersumber dan berdasarkan ilmu. Dalam agama Islam, ilmu adalah pegangan hidup yang wajib dicari bagi setiap umat Islam termasuk generasi penerus. Karena dengan ilmu, generasi penerus Islam ini akan mempunyai bekal untuk beribadah kepada Allah dan bekal untuk memperjuangkan agamanya.

Memiliki ilmu sangatlah penting bagi generasi penerus Islam, karena bila agama Islam ini dipegang oleh generasi yang bodoh maka akan rusaklah kelangsungan umat Islam karena apa yang disampaikannya tidak berdasarkan ilmu. Karena hanya dengan memiliki ilmu, Islam akan hidup, dan dengan ilmu pula iman akan tegak sebab ilmu merupakan tiangnya iman.

 Namun disamping memiliki ilmu, seorang generasi penerus juga harus mempunyai pemahaman yang kuat pada ilmu yang dimilikinya. Karena dengan pemahaman yang kuat tersebut ia akan mengerti dan memahami bahwa ia sebagai hamba Allah juga memiliki kewajiban yang harus dikerjakan berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw dalam Hadits. Selain itu pula, dengan memiliki ilmu dan pemahaman yang kuat, ia akan mengerti dan memahami bahwa sebagai penerus agama Islam harus mempersiapkan bekal demi kelangsungan dan kelestarian agama Allah yang haq ini.

Hadirin sekalian yang dirahmati dan diberkahi Allah.

Mari kita bersama-sama mencetak dan dan membangun generasi penerus agama Islam yang kuat. Kuat aqidahnya, ekonominya, spiritualnya, akhlaknya, dan ilmunya. Dengan pendidikan Islami yang ditanamkan sedari kecil baik dirumah maupun di sekolah-sekolah, kita bangunkan “singa yang tertidur” didalam diri para generasi muda Islam.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan. Kekurangan adalah milik saya pribadi, dan kebenaran hanyalah milik Allah semata.
Akhirul kalam, wabillahi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Komentar

  1. Ya, untuk itulah kita dididik, dibesarkan, dan diajari berbagai ilmu baik itu ilmu agama maupun ilmu umum. ilmu umum untuk hidup di dunia, ilmu agama untuk bekal ke akhirat. itu saja, sebenarnya sangat mudah. ajari anak cucu kita bagaimana menjadi seorang pribadi yang tangguh, bahagia di dunia maupun di akhirat.

    BalasHapus
  2. Syukron atas postingannya, Salam Kenal

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Posisi Duduk Seorang Ustad dan Dosen (Framing Foto)

Jadi sedikit tergelitik untuk berkomentar dan menganalisis posisi duduk antara seorang ustad dan dosen, khususnya saat mereka berhadapan dengan anak didiknya. Pikiran ini begitu saja terlintas saat tanpa sengaja saya melihat sebuah foto yang diposting di beranda facebook . Foto ini sebenarnya diposting oleh salah seorang ustad saya di pesantren. Fotonya masih fresh alias baru diposting beberapa jam yang lalu. Ini dia fotonya Dalam foto itu terlihat beberapa santriwan (sebutan untuk santri putra) yang sedang mengelilingi sang ustad. Mereka juga terlihat sedang menyimak salah seorang temannya yang mendapat tugas untuk membacakan penjelasan dalam buku panduan yang mereka pegang. Demikian pula yang dilakukan oleh sang ustad. Sang ustad tersebut juga menyimak santrinya yang sedang membaca kitab, sembari terus mendengar dengan seksama, apakah yang dibaca oleh santrinya tersebut tepat pelafalannya (karena biasanya yang namanya pesantren, mata pelajaran yang dipelajari rata-rata menggu...

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

#ODOK 3# Kata-Kata Bijak Albus Dumbledore

  Siapa yang tak kenal tokoh satu ini. Perawakannya tinggi dan masih cukup kuat menyangga dirinya, walau sudah berusia ratusan tahun. Rambutnya yang putih disertai jambangnya yang panjang juga semakin menambah kebijaksanaannya. Ia juga merupakan penyihir terkuat di dunia dan sekaligus menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah sihir ternama. Hogwarts. Siapakah tokoh yang saya maksudkan itu? Ya, dia adalah Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore. Jikalau yang membaca tulisan ini adalah Anda-Anda pecinta dan penyuka novel maupun film Harry Potter, tentunya sudah sangat kenal bukan dengan tokoh itu?! Tapi di sini saya tidak akan banyak membahas tentang ciri-ciri maupun karakter Albus Dumbledore dalam novel maupun film Harry Potter . Saya hanya akan menuliskan satu persatu kata-kata bijak yang diucapkan oleh Dumbledore pada Harry. Kata-kata bijak tersebut saya dapatkan saat saya menonton film Harry Potter untuk kesekian kalinya. Saya katakan kesekian kalinya, sebab sudah tak te...