Tadi malam, salah seorang adik angkatanku memintaku untuk menuliskan sebuah opini. Saat ditanya mengenai opini apa yang dimaksud, dia menjawab temanya "Menapaki Jejak Perjuangan Muslimah (Refleksi Hari Kartini". Lalu, tanpa pikir panjang lagi aku langsung mencari sumber bacaan untuk mendukung opiniku.
Berlembar-lembar halaman sudah aku print. Tujuannya agar aku bisa langsung membaca dan melingkari bagian-bagian penting yang bisa aku jadikan rujukan. Setelah menuliskan satu paragraf dengan judul "Benarkah Kartini Seorang Pahlawan", kutengok kembali pesan singkat yang aku terima tadi malam, untuk melihat berapa karakter tulisan yang dibutuhkan.
Tak lama setelah membaca pesan itu lagi, pikiranku pun baru tersadar jika sebenarnya aku telah salah menangkap maksud permintaannya untuk menuliskan sebuah opini. Dia (adik angkatanku) bukan memintaku untuk menuliskan opini tentang peringatan Hari Kartini, tapi lebih tentang Jejak Perjuangan Muslimah.
Ah, sungguh. Lagi-lagi masalah miskomunikasi. Karena aku salah menangkap maksud pesan adik angkatanku itu. Dan, akhirnya, hingga sekarang tulisan tentang Kartini itu belum aku lanjutkan lagi. Begitu pun dengan tulisan tentang Jejak Perjuangan Muslimah yang diminta itu, belum kugoreskan tinta sama sekali di atas lembar putih mengenai hal itu.
Berlembar-lembar halaman sudah aku print. Tujuannya agar aku bisa langsung membaca dan melingkari bagian-bagian penting yang bisa aku jadikan rujukan. Setelah menuliskan satu paragraf dengan judul "Benarkah Kartini Seorang Pahlawan", kutengok kembali pesan singkat yang aku terima tadi malam, untuk melihat berapa karakter tulisan yang dibutuhkan.
Tak lama setelah membaca pesan itu lagi, pikiranku pun baru tersadar jika sebenarnya aku telah salah menangkap maksud permintaannya untuk menuliskan sebuah opini. Dia (adik angkatanku) bukan memintaku untuk menuliskan opini tentang peringatan Hari Kartini, tapi lebih tentang Jejak Perjuangan Muslimah.
Ah, sungguh. Lagi-lagi masalah miskomunikasi. Karena aku salah menangkap maksud pesan adik angkatanku itu. Dan, akhirnya, hingga sekarang tulisan tentang Kartini itu belum aku lanjutkan lagi. Begitu pun dengan tulisan tentang Jejak Perjuangan Muslimah yang diminta itu, belum kugoreskan tinta sama sekali di atas lembar putih mengenai hal itu.
Komentar
Posting Komentar