Langsung ke konten utama

"[Lomba Notes Rapotivi]" Berita yang Tiada Habisnya

Sudah beberapa hari ini, kita disuguhi berita yang itu-itu saja. Berita kematian Angeline yang serasa semakin 'dibombastiskan'. Sedikit lebay dan berlebihan. Bagaimana tidak lebay dan berlebihan, jika hampir semua media massa hingga saat ini masih memberitakannya. Bahkan juga disebarkan di media-media sosial.

Adanya berita-berita itu seolah membutakan kita dari berita-berita lain yang mungkin lebih penting. Memang sih, berita seperti kematian seorang anak kecil itu juga menarik perhatian. Karena bagaimana pun, dengan adanya berita tersebut, para orang tua kembali diingatkan untuk menjaga anak-anaknya dengan ekstra hati-hati. Walaupun itu dengan keluarga terdekatnya sendiri.

Hanya saja, yang perlu kita tahu juga, jangan hanya menjadi penikmat berita saja tanpa bisa sedikit menganalisis apa sebenarnya yang ada di balik berita itu. Mungkinkah berita Angeline itu dijadikan pengalihan atas isu terbaru yang lebih penting, sehingga kita tidak tahu realita lain apa yang tengah terjadi di belahan bumi nusantara ini.

Sekalipun memang misteri di balik kematiannya belum juga terungkap, tapi, apakah perlu juga beritanya dibuat bombastis seperti saat ini? Dengan terus menyertakannya sebagai salah satu berita utama di media massa, atau menyebarkannya di media-media sosial. Apa kita tidak kasihan pada orang tua kandungnya, karena anaknya diberitakan terus dan menjadi perbincangan banyak orang? Sepertinya, kepolisian kita saat ini perlu menyewa jasa detektif terkenal seperti Sherlock Holmes atau Conan Edogawa, untuk membantu memecahkan kasus kematian Angeline itu. Selain itu, agar pemberitaannya juga tidak terus-terusan dijadikan bulan-bulanan oleh media massa.

------- selengkapnya ada di sini --------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Ide Abstrak

Tidak peduli apa yang orang katakan padamu, kata dan ide bisa mengubah dunia. (Robbin Williams Dari film Dead Poet's Society) Ngomong-ngomong tentang ide, saya punya dua ide abstrak. Bisa jadi dua ide ini beberapa tahun yang akan datang akan menjadi kenyataan dan akan kita temui di dunia nyata. Dua ide yang mencuat dari pikiran saya itu adalah: 1. Ada alat yang bisa merekam mimpi manusia saat ia tertidur. 2. Ada alat yang bisa memanggil dengan kata kunci tertentu saat kita membaca Koran.  Baiklah, akan saya jelaskan dulu mengapa saya sampai punya dua ide itu. Pertama , saat saya atau kita semua dalam kondisi tidur, ada waktu dimana pikiran kita berada di dunianya sendiri, yakni dunia mimpi. Saat itu kita hidup di dunia kedua kita, alam mimpi. Berbagai macam hal tak terduga dan tak terdefinisi di dunia nyata akan kita temui dalam dunia kedua itu. Bahkan, bentuk-bentuk dan rupa-rupa manusia atau makhluk hidup lainnya tak menutup kemungkinan akan kita temui pula. Ambi

Dakwah Kontekstual di Era Digital

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya globalisasi di dunia ini baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya telah menjadikan kehidupan manusia mengalami alienasi , keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian umat manusia. Selama masih ada manusia yang hidup di muka bumi ini, selama itu pula lah satu hal yang dinamakan Dakwah itu perlu ada bahkan wajib ada. Karena setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah, baik sebagai kelompok maupun individu, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dalam segi ilmu, tenaga, dan daya. Dengan derasnya arus globalisasi yang juga menimpa umat islam, pelaksanaan dakwah seperti mengejar layang-layang yang putus. Artinya hasil-hasil yang diperoleh dari dakwah selalu ketinggalan dibanding dengan maraknya kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah konsep dakwah yang sesuai dengan perkembangan

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan