The Dark Time
by: Ittazura Nauqi
Mobil Avanza hitam yang kutumpangi berlari cepat tak terkendali. Jalan terjal berliku menghantam. Membuat mobil oleng ke arah tak karuan.
Oh God...
Kemudi mobil berputar ke kanan. Lalu dengan cepat berputar lagi ke arah berlawanan. Roda mobil pun melaju semakin cepat. Seiring padamnya perlahan cahaya-cahaya di pinggir jalan.
Oh God... apalagi ini? Dimana pedal remnya?
Semakin cepat mobil melaju, semakin deras keringat mengucur. Membasahi sekujur tubuh yang tak lagi berbentuk. Kedua kakiku terjulur ke depan. Mencari-cari pedal rem yang hilang.
Lima...sepuluh...lima belas...dua puluh rumah yang kulalui, semuanya pekat. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Langit dan jalanan diselimuti kegelapan. Mendadak waktu terhenti. Menghentikan paksa laju mobil hitam pekat ini.
Seketika mataku menyipit. Menangkap barisan manusia-manusia bertudung hitam. Membawa keranda kematian, yang diusung dengan kepalan tangan. Mereka menyeringai. Dan menatap lekat. Tepat di mataku. Menyisakan kengerian teramat sangat.
Ya Tuhan... siapa lagi sekarang...?_
Jogja, 28 April 2014
Komentar
Posting Komentar