Langsung ke konten utama

Tartil Dalam Menghafal Al-Quran

Setelah mendapatkan materi tentang Tahsin dalam acara Training of Trainer untuk musyrif, musyrifah dan asisten musyrif/musyrifah di ruang meeting room UNIRES putri UMY, aku mendapatkan satu kata kunci yang sangat penting bagiku. Terlebih dalam masalah menghafal ayat Al-Quran.
Selama ini, bila aku ingin, akan atau mengulang hafalan ayat al-quran, masih sering aku lakukan dengan cara membaca dan melafadzkannya secara cepat. Karena bila aku lakukan secara perlahan, terkadang aku akan lupa ayat berikutnya apa. Akan tetapi setelah ustadz Sholihuddin menjawab pertanyaanku berkenaan dengan masalah yang aku alami ini beliau berkata dan menyarankan untuk membacanya secara perlahan dan lebih tartil. Karena jika kita membacanya secara cepat, maka makhrajnya terkadang secara todak kita sadari akan keliru pengucapannya. Selain itu, juga akan berpengaruh pada kualitas hafalan kita. Dan hafalan kita pun akan mudah hilang dan lupa, bukan karena kita jarang mengulangnya, akan tetapi karena kita terlalu cepat melafadzkannya.
Itulah pelajaran yang aku dapatkan tadi malam, Senin (17/09). Semoga sedikit catatan in dapat memberikan manfaat dan pelajaran juga pada teman-temanku yang lain. Dan mari kita lebih sering untuk mendekatkan diri kita pada Sang Pencipta dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an dan jika kita bisa..menghafalkannya juga.. :-)
 posting tulisan ini dapat dibaca juga di

Komentar

  1. subhanallah... hafalan dan bacaan... keduanya memang tidak bisa dipisahkan ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya memang... klau terburu-buru membaca untuk menghafalnya, malah hafalannya kurang kuat dan cepet lupa..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan...

Pesan Dari Orang Asing

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba ada pesan masuk di inbox facebook milikku. Bukan pesan dari teman-teman yang terdaftar jadi temanku di fb. Tapi pesan itu datangnya dari seseorang yang belum aku kenal, dan dilihat dari namanya, itu seperti nama orang luar negeri. Dia pun mengirimkan pesan dalam bahasa Inggris. Dengan kemampuan bahasa Inggrisku yang terbatas ini, aku hanya mengerti bahwa dia ingin berkenalan denganku dan ingin mengirimkan pesan berikutnya melalui email. Awalnya perkenalan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Dia seorang perempuan yang mengaku berasal dari negara Sudan, Afrika. Tapi kemudian dia berada di kamp sementara di Negara Senegal. Karena menurut yang ia ceritakan, ayah dan ibunya meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di negara Sudan. Hingga akhirnya ia mengungsi ke Negara Senegal. Setelah menceritakan tentang kondisi keluarganya, ia memintaku untuk menceritakan padanya tentang diriku. Apa yang aku sukai, apa yang tidak aku sukai, hobi, dan aktivitasku s...

Tulisan Beritaku Dimuat Di Media Online…

Nggak nyangka..benar-benar nggak nyangka. Tulisan berita tentang Langgam Jawa yang kemarin aku buat ditemani sedikit rasa kantuk, ternyata dimuat dibeberapa media berita online. Mungkin ini salah satu keuntungannya aku berada di biro humas UMY. Meski hari pertama aku kaget dan sedikit syok mungkin. Sebab, baru hari pertama sudah disuruh untuk membuat berita. Memang sih, di bangku kuliah aku sudah mendapatkan materi kulih tentang teknik reportase, penulisan berita, penataan surat kabar, editing dan formatologi, tapi tetap saja aku masih kaget. Mungkin karena jangka waktu atau deadline pengumpulan beritanya berbeda, jadi sedikit membuatku syok. Jika di kuliah deadline berita itu 1 minggu, tapi kalau di biro humas ya 1 hari itu juga.. Tapi dari sini aku ternyata bisa belajar, bagaimana aku harus bisa menyelesaikan tulisan berita yang ditugaskn untuk selesai pada hari itu juga. Rasa kantuk, mandek mau nulis apa lagi, perut keroncongan, merasa kurang informasi pendukung beri...