Langsung ke konten utama

Ramadhan, Momentum Perbaiki Iman dan Takwa


Tak terasa bulan Ramadhan tahun 1437 kali ini sudah memasuki hari ketujuh. Banyak hal yang mungkin sudah kita lakukan selama satu minggu pertama di bulan Ramadhan ini. Baik itu dalam hal ibadah seperti shalat, mengaji, beramal/shadaqah, maupun hal lainnya seperti menyiapkan makanan berbuka dan sahur serta menyantap hidangan buka puasa dan sahur bersama keluarga.

Momentum bulan Ramadhan seperti ini hanya sekali dalam setahun menyambangi kehidupan kita. Itu pun jika kita masih dikehendaki untuk berumur panjang, kita bersyukur masih bisa dipertemukan dengan bulan yang penuh barakah ini setiap tahunnya. Namun, kita juga tak semestinya melewatkan momentum Ramadhan ini begitu-begitu saja. Sebab bulan Ramadhan ini menjadi momentum yang sangat berharga bagi kita untuk memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Allah SWT memerintahkan kita, umat Muslim agar berpuasa di bulan Ramadhan. Tujuannya tidak lain adalah agar kita bisa mencapai derajat ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa kita sebagai manusia, bukanlah makhluk yang sempurna. Bukan juga menjadi makhuluk yang selalu terbebas dari alpa, salah, khilaf dan dosa. Karena itulah kita selalu diperintahkan untuk memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Agar kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang telah kita lakukan tersebut mendapat ampunan dari Allah SWT. Dan di bulan yang penuh ampunan dan rahmat dari Allah SWT inilah, semestinya kita bisa memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya. 

Ada tiga hal yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Apalagi jika tiga hal ini dilakukan di bulan Ramadhan, tentunya pahalanya akan berlipat ganda dan bisa menjadi cambuk penyemangat kita di 11 bulan berikutnya. Hal pertama yang mesti kita lakukan adalah menjaga dan menyempurnakan Wudlu'. 

Menjaga dan menyempurnakan wudlu' di sini maksudnya ialah, berwudlu' secara baik dan benar sesuai tuntunan uswah kita Nabiullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Selain itu, ketika berwudlu' kita juga harus melakukannya secara berurutan mulai dari, membaca Basmalah sebelum berwudlu', kemudian dilanjutkan dengan :

1. Membasuh kedua telapak tangan dan menyela-nyela jari-jari telapak tangan kita dengan air, sebagaimana sabda Rasulullah SAW

"Jika engkau berwudlu', maka alirkan air ke jari-jari kedua tanganmu, dan jari-jari kedua kakimu."

2. Berkumur, karena Rasulullah SAW bersabda

"Jika engkau berwudlu', maka berkumurlah." (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad yang baik)

3. Isttinsyaq (menghirup air dengan hidung) dan istinsar (mengeluarkan air dengan hidung setelah menghirupnya), karena Rasulullah SAW bersabda

"Dan bersungguh-sungguhlah dalam melakukan istinsyaq kecuali kalau engkau dalam keadaan berpuasa."

4. Membasuh wajah dari kening atas hingga dagu, karena Allah SWT berfirman

"Maka basuhlah muka kalian." (Al-Maidah: 6)

5. Membasuh kedua tangan hingga siku, karena Allah SWT berfirman

"(Dan basuhlah) tangan kalian sampai dengan siku." (Al-Maidah : 6)

6. Menyapu kepala dari kening hingga tengkuk, karena Allah SWT berfirman

"Sapulah kepala kalian." (Al-Maidah : 6)

7. Membasuh telinga bagian luar dan dalam, karena Rasulullah SAW terbiasa melakukannya, dan 

8. Membasuh kedua kaki hingga dua mata kaki, karena Allah SWT berfirman

"Dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki." (Al-Maidah : 6).

9. Membaca doa

Dalam menyempurnakan wudlu' tersebut ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan lagi. Pertama, semua gerakan wudlu' tersebut dilakukan sebanyak 3x, kecuali menyapu kepala dan membasuh telinga hanya dilakukan sekali saja. Dan untuk anggota tubuh yang menjadi anggota wudlu' seperti telapak tangan, tangan hingga siku, dilakukan dengan cara membasuhnya 3x di bagian anggota tubuh yang kanan dilanjutkan 3x di bagian yang kiri. Bukan menggunakan metode 'gerak jalan' kanan-kiri, kanan-kiri, kanan-kiri. Namun lakukanlah dengan membasuh bagian kanan terlebih dahulu sebanyak 3x, lalu bagian kiri 3x.

Kedua, untuk menyapu kepala dimulai dengan membasuh kepala bagian depan, karena berdasarkan hadits bahwa Rasulullah SAW memulainya dengan membasuh kepalanya dengan kedua tangannya, kemudian memajukan dan mengembalikannya. Beliau memulai dengan kepala bagian depan kemudian membawa kedua tangannya ke akhir tengkuknya, kemudian mengembalikannya ke tempat semula. (Muttafaq Alaih)

Ketiga, jika kita membasuh kedua telapak tangan dan kedua kaki, maka kita juga harus menyela-nyela jari tangan dan kaki kita dengan air. Selain itu, ketika kita membasuh kedua kaki, maka harus dipastikan bahwa kedua mata kaki kita juga telah basah oleh air wudlu'. Jadi untuk membasuh kedua kaki kita tidak hanya dilakukan dengan menyiramkan air di atasnya. 

Ada keutamaan yang akan kita raih, jika kita bisa menyempurnakan wudlu' kita. Rasulullah SAW bersabda 

"Barangsiapa berwudlu' dan menyempurnakan wudlu'nya, kemudian berdoa, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah', maka kedelapan pintu surga dibukakan untuknya dan ia masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki." (HR. Muslim)

"Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu dimana dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengangkat derajat dengannya?" Para sahabat menjawab,"Ya mau, wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Yaitu menyempurnakan wudlu pada saat yang sulit (misalnya musim dingin), berjalan ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah ribath (sabar terhadap ketaatan)". (HR. Muslim)

"Jika hamba Muslim, atau Mukmin berwudlu, kemudian membasuh wajahnya maka semua kesalahannya keluar dari wajahnya, ia bisa melihat kesalahannya dengan kedua matanya bersama dengan air atau akhir tetesan air. Jika ia membasuh kedua tangannya, maka segala kesalahannya keluar yang digerakkan kedua tangannya bersama dengan air atau akhir tetesan air. Jika ia membasuh kedua kakinya, maka segala kesalahannya keluar yang digerakkan oleh kedua kakinya bersama air atau akhir tetesan air, hingga ia bersih dari dosa-dosa," (Diriwayatkan Malik dan lain-lain).

Itulah keutamaan-keutamaan wudlu yang bisa kita dapatkan jika kita bisa menyempurnakan wudlu kita. Selain itu, dengan menyempurnakan wudlu kita juga bisa memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita. Sebab dengan wudlu yang sempurna, derajat ketakwaan dan keimanan kita bisa meningkat, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits di atas.

Karena itulah, momentum bulan Ramadhan seperti saat ini menjadi waktu yang tepat untuk kita kembali melihat, mengkroscek, dan bermuhasabah, bagaimanakah dengan amalan-amalan ibadah yang sudah kita lakukan saat ini. Apakah sudah baik dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW ataukah belum, Jika masih belum sesuai, maka mulai saat ini kita harus bertekad untuk bisa memperbaiki amalan ibadah kita. 

Dua hal lainnya yang dapat memperbaiki derajat takwa dan meningkatkan keimanan kita adalah dengan menjaga shalat kita, khususnya shalat wajib lima waktu dan tidak malas untuk melangkahkan kaki ke masjid.Apakah shalat lima waktu kita sudah dijalankan dengan baik, tanpa ada satu pun yang bolong, kecuali bagi perempuan karena ada rukhsoh tersendiri, apakah shalat lima waktu kita sudah dilaksanakan tepat waktu ataukah tidak? Dan apakah kita masih merasa malas saat diajak untuk melangkahkan kaki ke masjid untuk melaksanakan shalat lima waktu secara berjama'ah?!

Itulah yang perlu kita renungi bersama kembali. Semoga di bulan yang penuh dengan maghfirah, rahmat dan hikmah dari Allah SWT ini kita bisa bersama-sama kembali memperbaiki niat, keimanan dan ketakwaan kita. Agar kita kelak bisa termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa dan mendapat naungan dari Allah SWT ketika yaumul Mahsyar. Aaamiin ya Rabbal 'aalamiin.- 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Ide Abstrak

Tidak peduli apa yang orang katakan padamu, kata dan ide bisa mengubah dunia. (Robbin Williams Dari film Dead Poet's Society) Ngomong-ngomong tentang ide, saya punya dua ide abstrak. Bisa jadi dua ide ini beberapa tahun yang akan datang akan menjadi kenyataan dan akan kita temui di dunia nyata. Dua ide yang mencuat dari pikiran saya itu adalah: 1. Ada alat yang bisa merekam mimpi manusia saat ia tertidur. 2. Ada alat yang bisa memanggil dengan kata kunci tertentu saat kita membaca Koran.  Baiklah, akan saya jelaskan dulu mengapa saya sampai punya dua ide itu. Pertama , saat saya atau kita semua dalam kondisi tidur, ada waktu dimana pikiran kita berada di dunianya sendiri, yakni dunia mimpi. Saat itu kita hidup di dunia kedua kita, alam mimpi. Berbagai macam hal tak terduga dan tak terdefinisi di dunia nyata akan kita temui dalam dunia kedua itu. Bahkan, bentuk-bentuk dan rupa-rupa manusia atau makhluk hidup lainnya tak menutup kemungkinan akan kita temui pula. Ambi

Dakwah Kontekstual di Era Digital

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berkembangnya globalisasi di dunia ini baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya telah menjadikan kehidupan manusia mengalami alienasi , keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri, akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian umat manusia. Selama masih ada manusia yang hidup di muka bumi ini, selama itu pula lah satu hal yang dinamakan Dakwah itu perlu ada bahkan wajib ada. Karena setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah, baik sebagai kelompok maupun individu, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dalam segi ilmu, tenaga, dan daya. Dengan derasnya arus globalisasi yang juga menimpa umat islam, pelaksanaan dakwah seperti mengejar layang-layang yang putus. Artinya hasil-hasil yang diperoleh dari dakwah selalu ketinggalan dibanding dengan maraknya kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah konsep dakwah yang sesuai dengan perkembangan

Mengukir Senja Di Suramadu #Part 2

Lomba Blog "Ide Untuk Suramadu" Mencari Sudut Terindah Deru mesin pesawat Air Asia mulai terdengar bising disertai tangisan seorang anak kecil, yang mengaku telinganya kesakitan. Beberapa kali kursi yang kududuki ikut sedikit berguncang, saat moncong kemudian diikuti badan pesawat mulai menyentuh gumpalan-gumpalan awan putih. Ketinggian pesawat juga mulai menurun perlahan. Dua orang pramugara dan tiga pramugari mulai berdiri dari tempatnya duduk. Mereka mulai menyisir semua tempat duduk penumpang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sembari terus melempar senyum, mereka berkata ramah, " Bapak, Ibu, penumpang pesawat Air Asia mohon semua alat elektroniknya dinonaktifkan. Dalam waktu lima belas menit lagi kita akan segera melakukan pendaratan. Dan mohon sabuk pengamannya dikenakan kembali. Terima kasih. " *Kurang lebih begitulah kata-kata yang kudengar dari mereka. Tapi jika kurang, ya bisa ditambah-tambah sendiri. Kalau lebih, simpan saja dah ya kelebihan